web analytics

Sistem Akademik Online, Antara Toleransi Vs Membudayakan Displin Mahasiswa UIN Suska Riau

uin-suska.ac.id – Pada semester Ganjil tahun ini, UIN Suska Riau resmi mulai menggunakan sistem akademik online yang disebut  Integrated Academic Information System (iRaise). iRaise sendiri merupakan penyempurnaan dari sistem akademik online sebelumnya, yang lebih dikenal dengan SIMAK. Sesuai kalender akademik, perkuliahan dilingkungan UIN Suska Riau sudah harus dimulai awal September ini. Tentu saja bagi mahasiswa yang sudah terdaftar dan melakukan pembayaran uang kuliah yang dijadwalkan sejak 1 Juli hingga 31 Juli lalu.

Namun sejak beberapa hari belakangan, selalu terlihat beberapa orang mahasiswa mendatangi lantai IV Gedung Rektorat UIN Suska Riau. Ternyata, mereka merupakan para mahasiswa yang telat membayar uang kuliah, dan secara otomatis dinyatakan alpa studi. Puncaknya, Jum’at (4/9/2015)sore. Sekitar dua puluhan mahasiswa nekat mencegat dan melakukan dialog dengan rektor.

Mereka mengaku telah menemui Dekan masing-masing, dan oleh dekan mereka disuruh ke rektorat. Dengan difasilitasi ketua BEM UIN Suska Riau, melalui rektor, para mahasiswa ini meminta agar dicarikan solusi agar mereka tetap bisa kuliah pada semester ganjil ini.

Saat ditemui Suska News, Rektor UIN Suska Riau, Prof Dr H Munzir Hitami, MA mengungkapkan, sebulan yang lalu beberapa orang mahasiswa tersebut sebenarnya juga sempat  menemui Rektor. Menindak lanjuti hal tersebut, beberapa hari yang lalu, rektor  dan para pejabat terkait beserta pimpinan fakultas lainnya melakukan rapat untuk mengakomodir keinginan mereka.

Intinya, dalam rapat pimpinan tersebut, para dekan sepakat tidak lagi bisa memberikan tenggat waktu, karena dapat mengganggu sistem akademik online yang kini tengah berjalan. Hal itu juga akan berdampak pada sekitar 26.000 mahasiswa aktif yang kini mulai menjalani kuliah semester ganjil. Saat ditanyakan lebih lanjut, rektor pun menceritakan, saat ini data mahasiswa telah include dan masing-masing fakultas telah memperoleh data fix berapa jumlah mahasiswa mereka yang terintegrasi dalam iRaise. Jika 70 orang mahasiswa yang komplain ini ditambahkan lagi, otomatis akan mengacaukan sistem. Akibatnya input  dan akses data tertunda, kegiatan perkuliahan pun akan tertunda. padahal sistem pelaporan ke PD Dikti pun juga punya limit waktu. Akhirnya, ini pun bisa akan jadi temuan, dan bisa berdampak pada akreditasi universitas. Kecuali kita masih menggunakan sistem manual, mungkin bisa ditambah-tambahkan sesuai keinginan.

Lebih lanjut Munzir Hitami menceritakan, penggunaan sistem akademik online ini disamping tuntutan efisiensi karena perkembangan mahasiswa UIN Suska Riau yang sudah semakin banyak, juga untuk membudayakan disiplin. Selama ini dengan sistem akademik lama, mahasiswa juga sering terlambat, walaupun sudah dikasih penambahan tenggang waktu dan denda. Namun dengan sistem akademik baru sekarang kelalaian mahasiswa itu, jika di tolerir justru akan mengacaukan sistem. “namun merubah budaya itu memang susah” ungkap Rektor.

Pihak Universitas juga telah melakukan sosialisasi, baik melalui pengumuman yang di tempel di fakultas masing-masing, maupun secara online di web. “buktinya, sekitar 26.000 mhasiswa UIN telah melakukan pembayaran uang kuliah sesuai prosedur yang ditetapkan” ungkap Munzir. Namun demkian kita akan coba koordinasikan kembali dengan pimpinan terkait, termasuk pimpinan fakultas. “bagaimana hasilnya, kita lihat saja nanti” ungkap Munzir Hitami menutup pembicaraan.

 

Penulis : Suardi
Tim liputan Suska News (Donny, Azmi, PTIPD)

redaksi@uin-suska.ac.id