web analytics

The First International Seminar on Teacher Education; Upaya Memperkuat Diri Menghadapi Tantangan Pendidikan

uin-suska.ac.id – Para peserta yang sebagian besar terdiri dari para praktisi pendidikan, tampak antusias mengikuti The First International Seminar on Teacher Education, yang dimotori Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau bertempat di Hotel Grand Central Pekanbaru Sabtu, (22/11/2015). Acara yang berlangsung selama dua hari dan direncanakan menjadi agenda tahunan ini mengambil tema “Preparing Future Teachers: Islam, Knowledge and Character”.

Bertindak sebagai keynote speaker Prof Dr Ramiee Mustafa dari UPSI Malysia, Dr Adrian Rodgers, dari Usintec-ohio State University Amerika, Amirul Mukminin, Msc, Ph.D dari Universitas Jambi Indonesia dan M Sirozi, MA, Ph.D dari IAIN Raden Fatah Indonesia. Adapun topik utama yang diangkat dalam seminar ini seputar, curiculum and Media Development Course Design, Learning Approach, model and strategies, Evaluation and Assesment Education, Islamic Integrated Education, Character Education, Islamic Conseling in Education, Education Policy, Multicultural Education, Education for Disabilities, Gender in Education dan Progressive Education in Islamic Prspective.

Seminar Internasional ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Suska Riau, diwakili WR I, Dr Hj Helmiati, M. Ag. Dalam sambutannya Helmiati mengungkapkan, seminar ini menjadi menarik ditengah banyaknya tantangan dan cabaran yang sedang dan akan dihadapi dunia pendidikan kita saat ini. Sehingga perlu dipikirkan bagaimana mempersiapkan dan memperkuat diri untuk menghadapi tantangan tersebut.

Helmiati menambahkan, tantangan itu antara lain terkait mutu sistem pendidikan Indonesia yang masih tergolong rendah dalam komparasi Internasional. Dalam tabel liga global yang diterbitkan Firma pendidikan Pearson,  tahun 2012 sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia bersama Mexico dan Brasil. Mengingat kondisi ini, tentunya menjadi sangat urgen bagi kita dalam mengangkat mutu sistem pendidikan, dimana guru adalah ujung tombaknya.

Seiring dengan itu, tantangan lainnya terkait Tingginya Pertumbuhan penduduk indonesia usia produktif. Dimana usia produktif 15 sampai 64 tahun,  lbh banyak dari usia non produktif saat ini. Puncaknya pada tahun 2020 sampai  2035, usia produktif diperkirakan  mencapai 70 persen. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan kita.  Bagaimana usia produktif ini dpt menjadi SDM yg memiliki kompetensi dan life skill melalui pendidikan, agar menjadi modal pembangunan dan tidak sebaliknya jadi beban pembangunan.

Tantangan lainnya terkait  arus globalisasi dan pasar bebas, serta MEA yang sdh di depan mata. Dimana terjadi arus bebas barang dan jasa serta tenaga dari berbagai negara asing. Untuk bisa survive tentunya mereka yang memiliki pengetahuan dan skill. Mau tak mau, lembaga pendidikan dimana guru sebagai ujung tombak harus betul-betul mampu mempersiapkan SDM yang terampil, peka dan kritis agar mampu berkompetisi dengan tenaga asing, yang datang dari luar negeri.

Belum lagi kalau berbicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kebijakan-kebijakan internasional yang mempengaruhi sistem pendidikan kita menyebabkan kita harus mencari formulasi model pendidikan guru masa depan yang handal dalam rangka peningkatan mutu dan menghadapi persaingan global.” Karena itu sangat tepat, bila pada hari ini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebagai lembaga yang bertugas mempersiapkan pendidik dan tenaga kependidikan mendiskusikan bagaimana mempersiapkan guru masa depan” ujar Helmiati.***

 

Penulis: Suardi

(Tim liputan Suska News: Donny, Azmi, PTIPD)

 

redaksi@ uin-suska.ac.id