web analytics

Ali Fauzi Manzi Adik Pelaku Bom Bali 1 Hadir di UIN Suska Riau

uin-suska.ac.id – Adik pelaku bom Bali 1 Ali Amrozi dan Ali Ghufron hadir di UIN Suska Riau, di Islamic Centre UIN Suska, Jumat (21/11/2014).

 

Kehadiran Ali Fauzi Manzi  di UIN Suska Riau berkaitan dengan Program Badan Naional Penanggulangan Teroris (BNPT) dalam pencegahan teroris masuk ke UIN Suska Riau.

Dialog yang menghadirkan Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Ketua Majlis Ulama Indonesia wilayah Riau, Kesbangpol, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT), Komandan Korem, serta pemateri terpilih dari BNPT ini menobatkan Ali Fauzi Manzi sebagai pemateri mewakilkan Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT).

Laki-laki asal lamongan itu mengungkapkan selama bergabung di Jamaah Islamiyah (JI), ia mengajari banyak pengikut aliran itu belajar merakit bom.

“Membuat bom sangat mudah, apalagi bahannya mudah diperoleh.Hanya waktu tiga jam untuk mengajari seorang awam alias sama sekali tak mengerti merakit bom, untuk mahasiswa satu jam cukup. Untuk ukuran bom seberat 5 kilogram dengan daya ledak hingga 800 meter,”ceritanya,.

Salah seorang, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau, Oktavianus menanyakan kepada Ali Manzi seputar motivasinya bisa tergabung dengan gerakan radikal,  lalu Ali menjawab bahwa dia diajak abang-abangnya untuk mengikuti jejak mereka dengan cara diperlihatkan video kekerasan dan pembantaian yang terjadi pada umat Islam di berbagai penjuru bumi, sehingga muncul rasa ingin membantu sebagai sesama muslim.

Sementara itu, Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Irvan Idris, MA mengatakan istilah teroris selalu diidentikkan dengan Islam, padahal itu hanya prilaku sekelompok orang Islam. Orang-orang yang tergabung dalam gerakan radikal ini menggunakan ayat-ayat tentang jihad. Namun tidak seimbang dengan ayat-ayat damai yang jumlahnya lebih banyak. Sasarannya adalah kaum muda, mereka akan melakukan pencucian otak dan penanaman kebencian.

Irvan mengimbau kepada seluruh mahasiswa agar menjadi duta Islam yang ramah bukan yang marah.

 

Menyikai dialog ini, Rektor UIN Suska Riau, Prof. Munzir Hitami, MA mengatakan dialog ini membentuk sikap kita sebagai lembaga pendidikan Islam. Pencegahan teroris di kampus patut diperhatikan untuk mempertahankan NKRI.

Menurutnya, ciri khas Islam Indonesia adalah Islam yang masuk dengan cara damai dan diterima dengan damai pula.

“Sejauh ini gerakan ekstrimis seperti itu tidak ada di UIN Suska Riau,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UIN Suska Riau, Dr. Tohirin, M.Pd mengatakan, kegiatan ini penting untuk mahasiswa guna memberi informasi seputar terorisme serta gerakan radikal untuk menghindari mahasiswa terpengaruh dengan gerakan radikal tersebut.

Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, S.Si berterima kasih kepada BNPT karena melakukan pencegahan dini, karena walaupun sejauh ini tidak ada di Riau, pemahaman tentang gerakan radikal harus ditanamkan supaya masyarakat tidak terpengaruh.

Ayat mengisahkan kejadian yang terdapat di sebuah mushalla di Sail, Tenayan Raya. Masyarakat menemukan bendera yang diakui milik gerakan radikal, namun tidak ada aktivitas yang berarti di sana.

“Mushallanya saja tidak digunakan,” katanya.

Kontributor : Lestari

Editor : Dewi Sukartik

Leave a Reply