web analytics

UIN Suska Riau Gelar Diskusi Bersama Konsulat Jenderal Amerika Medan

PEKANBARU – Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN-Suska) gelar diskusi bersama Konsulat Jenderal Amerika Medan bekerjasama dengan Institute for South-East Asian Islamic Studies (ISAIS) untuk mempererat hubungan antara Indonesia-Amerika.

 

Menurut Ketua Panitia ISAIS, Drs. Dardiri MA mengatakan diskusi tentang Indonesia-Amerika Comprehensive Partnership ini untuk mempererat hubungan antara Indonesia-Amerika dan memberikan gambaran bahwa kita dengan mereka itu sama bahkan memiliki sesuatu yang lebih banyak untuk dikembangkan demi kemajuan negara.

ISAIS sebagai lembaga independent Asia Tenggara yang bergerak dibidang riset, jurnal dan pengkajian Islam akademik ini melakukan kerjasama kepada pihak Amerika agar adanya dukungan dalam melakukan kajian tentang pendidikan, lingkungan dan teknologi. Rabu (19/2/2014) di UIN-Suska Riau.

Institute for South-East Asian Islamic Studies (ISAIS) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN-Suska) Riau hadirkan Konsulat Jenderal Amerika Medan, Travor Oslon untuk diskusi tentang Indonesia-Amerika Comprehensive Partnership.

Travor mengaku senang bisa hadir di UIN Suska Riau walaupun sebenarnya dia tidak tahu banyak tentang beberapa universitas di Sumatera termasuk universitas ini. Dia berharap pemuda hari ini harus lebih kreatif, serius dalam belajar dan menangani masalah, karena mereka kelak adalah pemimpin, keberhasilan negeri ini bergantung pada mereka. Jadi belajarlah terus “cause young people is important,” katanya.

Dalam diskusi, Dosen Bahasa Arab, Achmad Syaripuddin, meminta supaya pihak Amerika memfasilitasi peluang untuk melakukan riset di negeri Paman Sam tersebut agar adanya pencerahan untuk orang Indonesia, namun Travor tidak bisa menjamin untuk bisa melakukan semua jenis riset di sana, karena dalam bidang pertanian misalnya Amerika tidak bisa menyediakan bidang itu, yang Amerika sediakan adalah sains dan teknologi.

Peserta diskusi dari Universitas Islam Riau, Imam Riawan, menanyakan bagaimana caranya untuk menyadarkan warga Indonesia agar tidak harus berkiblat dengan Amerika sebagai negara maju yang sebenarnya memiliki pembangunan yang buruk untuk lingkungan. Travor menjawab, warga Indonesia perlu mencari referensi dari berbagai belahan dunia, tidak hanya di satu negara saja, karena masing-masing negara memiliki banyak sisi positif yang patut dicontoh. Brazil misalnya yang sukses memproduksi kacang kedelai dan lain sebagainya.

 

Kontributor : Lestari

Editor Dewi Sukartik

Leave a Reply