web analytics

KURBAN DAN KEBERKAHAN HIDUP (Prof. Dr. Syamruddin Nasution)

Guru Besar Sejarah Peradaban Islam  UIN Suska Riau

KENAPA nabi Ibrahim as. disuruh Allah Swt. berkurban untuk menyembelih anaknya Isma’il yang sudah lama ditunggu kelahirannya? Apa balasan yang diperoleh nabi Ibrahim as. setelah melaksanakan perintah itu? Ternyata al-Qur’an memberikan jawabannya sebagai berikut; adalah nabi Ibrahim as. sudah sangat lama menginginkan anak keturunan baginya, bahkan usianya lebih kurang seratus tahun tetapi isterinya Siti Sarah belum juga  dapat melahirkan anak keturunan baginya. Do’anya diabadikan Allah Swt. dalam al-Qur’an; artinya; “Ya Allah anugerahkanlah kepada saya keturunan yang saleh-saleh”(Q.S. 37: 100). Baru pada usianya yang lebih kurang seratus tahun tersebut, isterinya Siti Sarah merelakan beliau menikah dengan pembantu mereka Siti Hajar dan lewat isterinya Siti Hajar barulah beliau mendapatkan anak keturunan yang diberi nama Isma’il.

 

Dalam usia anaknya menginjak dewasa, nabi Ibrahim as. memberitahukan kepada anaknya Isma’il bahwa dia melihat dalam mimpi disuruh menyembelih anaknya, pikirkanlah anak bagaimana pendapatmu. Anaknya menjawab; jika itu perintah Allah Swt. saya bersedia disembelih ayah dan mudah-mudahan saya termasuk dari hamba Allah yang sabar (Q.S. 37: 101-102).

 

Pada saat akan dilaksanakan penyembelihan, keduanya berserah diri dan Ibrahim as. membaringkan anaknya di atas pelipisnya (waktu itu nyatalah kesabaran keduanya). Ketika itu Allah Swt. memanggil Ibrahim; “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu (yaitu mimpi  berasal dari Allah Swt. yang wajib dilaksanakan), sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

 

Setelah nyata kesabaran dan keta’atan nabi Ibrahim as. dan anaknya Isma’il, maka Kami tebus (ganti) anak itu dengan seekor kambing. (Q.S. 37: 103-106)  Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban kepada umat Islam pada hari raya haji. Selanjutnya Allah Swt. memuji sikap nabi Ibrahim as. yang sangat terpuji dan ksatria itu dengan mengucapkan “Kesejahteraan kepada Ibrahim, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya Ibrahim termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”. (Q.S. 37: 107-111)

 

Dari kisah di atas dapat diketahui bahwa Allah Swt. menyuruh nabi Ibrahim as. berkurban bukan sebenar-benarnya untuk menyembelih anaknya Isma’il tetapi untuk menyuji kesabaran dan keta’atannya dalam melaksanakan perintah Allah Swt. dan ternyata Allah Swt. mengganti anaknya itu dengan seekor kambing, setelah teruji kesabaran dan keta’atannya berkurban. Kemudian  Allah Swt memuji sikap nabi Ibrahim as. yang sabar dan patuh tersebut yang berarti nabi Ibrahim as. telah lulus dalam ujian Allah Swt. dan peristiwa itu menjadi dasar adanya syariat berkurban bagi umat Islam. Balasan yang diberikan Allah Swt. kepada nabi Ibrahim as. setelah selesai melaksanakan kurban adalah keberkahan hidup dan do’anya selama ini dikabulkan Allah Swt.

 

Hal itu tergambar dari firman Allah Swt berikutnya, artinya;  “Kami berikan dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi termasuk dari orang-orang yang saleh. Kami berikan keberkahan kepada Ibrahim dan anaknya Ishaq”.(Q.S. 37: 100-113). Keberkahan dari Ilahi, artinya rahmat Allah Swt. yang datang dari arah yang sering tidak diduga dari mana datangnya atau tidak dirasakan secara material dan tidak dapat dbatasi.

 

Jika nabi Ibrahim as. mendapat keberkahan hidup setelah selesai melaksanakan kurban, maka umat Islampun kalau berkurban insya Allah akan mendapat keberkahan hidup juga, jika do’anya dapat terkabul setelah berkurban, maka do’a kitapun insya Allah akan terkabul kalau kita berkurban, oleh sebab itu marilah kita berkurban dengan penuh keikhlasan!

 

Do’a nabi Ibrahim as. agar mendapat anak keturunan dari isterinya Siti Sarah menjadi terkabul dengan lahirnya anaknya Ishaq, hal itu terjadi setelah beliau melaksanakan kurban yang diperintahkan Allah Swt. dia mendapat keberkahan dari Allah swt., padahal sudah lebih dari seratus tahun beliau berdo’a sebelumnya tetapi tidak mendapat anak keturunan, kini harapannya menjadi kenyataan. Secara lahiriyah, isterinya tidak mungkin lagi melahirkan anak, tetapi itulah keberkahan hidup datang dari yang tidak diduga dari mana datangnya dan tidak dapat dibatasi, tentu Allah Swt. Maha Kuasa.

 

Keberkahan hidup yang diperoleh Isma’il setelah melaksanakan perintah Allah Swt. dengan penuh kesabaran dan keta’atan, adalah diangkatnya beliau menjadi Rasul pilihan Allah Swt. beliau yang tinggal di Makkah menikah dengan salah seorang anak gadis suku Jurhum yang melahirkan keturunan Adnan, menjadi penduduk asli Makkah, selanjutnya keturunan Adnan melahirkan suku Quraisy, di antara suku Quraisy ada yang bernama Abdullah ibn Abd Muththalib dan Aminah binti Wahab yang melahirkan nabi Muhammad Saw. Itu sebabnya, baik dari garis ayah maupun ibunya, silsilah nabi Muhammad Saw. sampai kepada nabi Isma’il as. dan nabi Ibrahim as. Di Madinah nabi Muhammad Saw. membangun masjid Nabawi.

 

Keberkahan hidup yang diperoleh nabi Ibrahim as. dari anak keturunannya Ishaq, adalah nabi Ishaq as. melahirkan anak keturunan nabi Ya’qub as. dan dari nabi Ya’qub as. melahirkan keturunan nabi Yusuf as., kemudian nabi Yusuf as. melahirkan keturunan nabi Daud as. dan nabi Daud as. melahirkan keturunan nabi Sulaiman as. Mereka semua diangkat Allah Swt menjadi Rasul pilihan. Di Palestina nabi Daud as. dan nabi Sulaiman as. membangun masjid al-Aqsha. Maka ada tujuh orang anak dan keturunan nabi Ibrahim as. yang diangkat Allah Swt menjadi Rasul-Rasul  pilihan-nya, suatu keberkahan hidup yang luar biasa.

Demikianlah keberkahan hidup yang diperoleh nabi Ibrahim as. sampai ke anak keturunannya, sebagai wujud dari  do’a yang dipanjatkannya selama ini lebih kurang seratus tahun lamanya kepada Allah Swt. dan ternyata Allah Swt. pada akhirnya mengabulkan do’a nabi Ibrahim as. tersebut, maka janganlah kita berputus asa dalam berdo’a! Insya Allah terkabul!

 

Namun keberkahan hidup tidak hanya khusus diberikan Allah Swt. kepada nabi Ibrahim as. tetapi juga kepada orang-orang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firman Allah, artinya “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. pastilah Kami melimpahkan kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan bumi akan tetapi mereka mendustakan (menolak kedatangan Rasul, berbuat maksiat dan dosa) maka Kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka lakukan”. (Q.S.: 7: 96).

 

Oleh sebab itu,  kalaulah manusia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, beramal saleh, pastilah Allah –melalui makhluk-Nya- melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan hidup yakni berbagai macam kebajikan yang sangat banyak dari langit dan bumi artinya langit menurunkan hujan, maka bumi menjadi subur, selanjutnya menghasilkan tanam-tanaman yang melimpah ruah, masyarakat menjadi makmur, hidup mereka menjadi sejahtera menikmati hasil tanaman yang beraneka ragam. Maka marilah kita orang beriman berkurban, beramal saleh agar mendapat keberkahan hidup dari Allah Swt. Amien! Wallaahu a’lam bi al-shawab.

Diposkan oleh Tim Liputan Suska News (Suardi, Donny, Azmi, PTIPD)