web analytics

Menjadi Awak Kapal UIN Suska Riau

uin-suska.ac.id – Dengan bergabungnya kita di institusi ini, kita laksana berada dalam satu kapal bernama UIN Suska Riau. Rektor sebagai Nakhoda, dan kita sebagai awak yang diperlukan dalam mencapai misi, arah, orientasi dan cita-cita yang sama dengan sang nakhoda kapal. Hal itu disampaikan Wakil Rektor I UIN Suska Riau, Dr Hj Helimiati, M.Ag saat pemberian SK 135 orang calon Dosen Tetap Non PNS yang bertempat di ruang Auditorium lantai V Gedung Rektorat UIN Suska Riau, Senin (9/01/2017) lalu.

Lebih lanjut Helmiati mengungkapkan, pelayaran kapal UIN Suska Riau sesuai haluan visinya dalam cita-cita melahirkan sarjana yang mempunyai integrasi keilmuan dalam Islam, pengetahuan, teknologi  dan seni. “inilah cirikhas  UIN Suska Riau, yang membedakannya dengan kampus lainnya. Artinya disuatu sisi memiliki keilmuan dan kompetensi sesuai keilmuan masing-masing, namun disisi lain memiliki kompetensi ke Islaman,  serta basic religi yang kuat dan kokoh. Tak tanggung-tanggung, cita-cita UIN Suska Riau untuk menjadi kampus terdepan dalam mewujudkan hal itu” ujar Helimiati.

Untuk itu sebagai awak kita perlu senantiasa evaluasi dan introspeksi diri. Bagaimana  kita bisa menjadi “role model”  untuk mewujudkan visi bersama itu. “Ini memang bukan sederhana, tapi bukan tidak bisa” ujar Helmiati menegaskan.

Memang diperlukan langkah sistemik dalam mewujudkan hal itu. Kurikulum UIN Suska Riau, sudah menyediakan matakuliah yang mengembangkan kompetensi keislaman, di prodi apa saja. Para mahasiswa wajib mengambil kompetensi keislaman. Ditambah kurikulum ekstra, seperti menghapal surat-surat dalam alqur’an. Meskipun targetnya bukan menjadi seorang Da’i, tapi minimal memahami, bisa menerapkan dan mempunyai  akhlak yang mulia.Selain itu ada pengamalan kode etik, dimana sekarang Dewan Kode Etik UIN Suska Riau sedang mengani beberapa kasus terkait kode etik. Sebagai Dosen kita juga perlu terus meng-update dan meng-upgrade pengtahuan kita. Sering kita tergilas bukan karena kita salah, tapi zaman sudah berubah.

Senada dengan Helmiati, Rektor UIN Suska Riau, Prof Dr H Munzir Hitami, MA menegaskan, Dosen adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mengajar, mentranspormasikan, mengembangkan serta mnyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi  dan seni,  melalui Tridharma perguruan tinggi. “Kehadiran anda dikapal ini membawa nama UIN Suska Riau di tengah masyarakat. jadi tak ada istilah Dosen UIN ketika diminta jadi Imam di mesjid tak bisa, karena Dosen jurusan Matematik atau dosen umum lainnya” ujar Munzir Hitami. Karena Tak kalah penting,  Dosen harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi  sosial dan kompetensi kepribadian.

Dosen  senantiasa wajib meneliti, melahirkan karya-karya. Karena  Dosen hakikatnya peneliti yang mengajar. “Dosen tak boleh stagnan dengan “Diktator”, ujar Munzir Hitami yang disambut tawa hadirin. “apa yang diajarkan dosen dulu padanya, dijadikan Diktat dan itu terus yang diajarkan dan tak pernah berubah. Dulu memang susah mencari bahan penelitian dan pengajaran,  karena serba manual. Sekarang  sudah tersedia dimana-mana. Tinggal menggali, sehingga betul-betul ahli pada bidangnya. Untuk itu Munzir Hitami menghimbau para dosen untuk senantiasa menggali, baik teknik mengajar yang banyak di video-video di internet dan pengetahuan-pengetahuan lainnya.

Dalam hal kompetensi Pedagogig, sebagai dosen UIN Suska Riau dituntut memiliki  kemampuan menggali potensi belajar mahasiswa. Bagaimana methode yang digunakan bisa merangsang dan “memaksa” mahasiswa belajar. Tak kalah penting dosen harus bisa menilai hasil proses belajar, karena proses sangat menentukan.

Jangan ada lagi dosen “killer” yang menilai mahasiswanya bodoh semua, sehingga nialinya C semua karena berarti ia sendiri gagal sebagai dosen. Atau sebaliknya pintar semua, sehingga nilainya A semua. Sebagai profesional, betul-betul harus profesional.

Begitu juga terkait kompetensi  Kepribadian, jadilah teladan. Karena beredar juga isu dan laporan, terkait adanya gratifikasi. Ada dosen yang berlaku tak mencerminkan pendidik, bahkan bersikap tak senonoh. “kalau hal ini bisa dibuktikan, kita akan menindak tegas” ungkap Rektor.

Terakhir Rektor berharap jangan ada yang mengucilkan diri atau di kucilkan. Bergaul dan berprilakulah dengan baik dan santun, karena ini terkait juga dengan kompetensi sosial. Jika di kapal kita ada masalah, komunikasikan dengan baik. Sekali lagi komunikasikan!!,, Komunikasikan!!! Dan Komunikasikan.. ungkap Rektor menegaskan.

Sementara itu kepala Biro AUPK UIN Suska Riau, Drs E Ramli JAB, MM menyampaikan, dosen tetap non PNS fungsinya kurang lebih sama dengan PNS dan juga wajib mengantor kurang lebih satu tahun. Kedepan jika ada masalah dalam pelayaran kita, Jangan lebih pada share ke media sosial sehingga menjadi informasi liar. “ lebih baik ditanya langsung ke pejabat berwenang, biar Informasi bisa lurus tak simpang siur.

Seperti hal nya Tukin Dosen “InsyaAllah kita tak akan menzholimi hak-hak dosen dan awak kapal lainnya. Ungkap Ramli. karena hingga saat ini terkait Tukin dan Remunirasi, kami terus mengusahakan untuk mensegrakan di tingkat nasional. Perlu dicatat, hingga saat ini tak ada satupun perguruan tinggi dibawah Kementrian Agama yang sudah menerapkan. Kami  bukan tak sungguh-sungguh, karena tak ada hak rektor maupun kepala biro, melainkan yang menetapkannya  hak kementrian agama dan  kementrian keuangan.  Jadi jangan terlalu mudah juga menjustifikasi  bahwa pimpinan UIN Suska Riau tidak sungguh-sungguh. Kita sudah berusaha keras tapi juga sesuai prosedur dan sistem yang ada.

Dalam rekrutmen dosen kali ini, ada 613 orang yang mendaftar baik yang telah mengajar maupun baru. Sebanyak 398 orang lolos administrasi. Setelah melalui  tes kompetensi keagamaan, akademik dan kehalian, 135 orang dinyatakan  lulus. Namun  beberapa orang digugurkan karena beberapa orang memiliki NIDN di perguruan tinggi lain. Dengan demikian dosen yang telah mengajar  sebelumnya dan yang baru, statusnya kini dosen tetap non PNS plus persetujuan Dirjen Kementrian Agama. Persetujuan Dirjen menjadi penting, untuk keperluan pengurusan NIDN. ***

Penulis: Suardi

(Tim liputan Suska News: Donny, Azmi, PTIPD)

 

redaksi@uin-suska.ac.id