web analytics

Aktualisasi Dakwah di Era Cyber

uin-suska.ac.id – Islam mewajibkan setiap muslim-muslimat untuk berdakwah walaupun hanya satu ayat. Aktualisasi diri dalam dunia dakwah  tentu sebaiknya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi kebiasaan dan pembelajaran untuk diri dan orang-orang disekeliling kita. Seiring perkembangan teknologi memudahkan seseorang untuk menjalankan tugasnya sebagai Dai dan Daiyah. Walaupun pada hakikatnya mereka bukanlah seorang pendakwah yang sejati. Dikarenakan kewajiban berdakwah adalah kewajiban setiap muslim maka berdakwahlah sesuai dengan kadar kemampuan yang kita miliki.

Menurut Wahyu Ilaihi dalam bukunya komunikasi dakwah bahwa semua ribadi Muslim berperan secara otomatis sebagai juru dakwah artinya orang yang harus menyampaikan atau dikenal sebagai komunikator dakwah. Siapa saja yang dikenal sebagai da’i atau komunikator dakwah itu dikelompokkan menjadi:

  • Secara umum adalah setiap Muslim atau Muslimah yang mukallaf (dewasa)di mana kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut islam sesuai dengan perintah: sampaikan walausatu ayat’
  • Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhasis) dalam bidang agama islam yang dikenal dengan panggilan ulama.

 

Pada saat sekarang ini, dunia cyber dijadikan peluang dalam berdakwah. Cyber ialah dunia maya yang disebut juga dengan pemanfaatan internet. Berbagai aplikasi yang menarik dapat kita kemas dengan isian misalnya doa-doa harian, ajakan kepada kebaikan, rekaman ceramah singkat lalu diupload lewat youtobe, kisah Rasulullah, kisah-kisah para nabi, kisah para malaikat, lagu-lagu islami dan masih banyak lagi macamnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Intinya sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah.

Cyber dapat diartikan sebagai istilah lain yaitu cyberspace yang diambil dari data cybernetics. Pada mulanya istilah cyberspace tidak ditujukan untuk menggambarkan interaksi yang terjadi melalui jaringan komputer. Namun Pada tahun 1990 oleh John Perry Barlow istilah cyberspace diaplikasikan untuk dunia yang terhubung atau online ke internet. Kemudian diperjelas dari definisi Perry Barlow  oleh Bruce Sterling pengertian cyberspace, yakni cyberspace merupakan sebuah ruang yang tidak dapat terlihat. Ruang ini tercipta ketika terjadi hubungan komunikasi yang dilakukan untuk menyebarkan suatu informasi, dimana jarak secara fisik tidak lagi menjadi halangan.[1]

Dikarenakan aktifitas dan kesibukan yang banyak tidak semua orang dapat datang ke Masjid mendengarkan ceramah, mengikuti pengajian rutin setiap minggunya atau belajar dengan para ustadz ataupun ustadzah di Masjid ataupun forum-forum islamic center. Itulah salah satu sebab mensiasati permasalahan yang terjadi. situasi demikian merupaka peluang sekaligustantangan bagi para da’i, akankah hanya berdakwah melalui face to face. Oleh karena itu Para dai dan daiyah sebaiknya dianjurkan juga berdakwah di dunia cyber, tentu akan lebih menarik jika dakwah disinergikan dengan teknologi. Langakah maju dakwah dikembangkan melalui media sosial cyber. Pesan dakwah yang dikemas secara teknologi dan dikirimkan melalui media sosial seperti facebook, youtobe, instagram, whatsaap maka pesan dakwah dapat tersebar disemua kalangan dan dapat diterima dengan baik oleh pencinta dakwah.

Komunikasi dakwah melalui media sosial merupakan salah satu strategi yang kekinian dan menarik jika diamati. kemudahan berdakwah lewat media sosial diantaranya:

  1. Pesan dakwah akan lebih cepat diterima oleh pendengarnya
  2. Jumlah jamaah bersifat heterogen dan dimana-mana tempat
  3. Masuk disetiap lini masyarakat misalnya orang dewasa, anak-anak remaja dan yang laiinnya.
  4. Dapat didengarkan atau dibaca berulang-ulang oleh dai-daiyah dan pencinta dakwah(pendengar atau pembaca).
  5. Jarak fisik tidak menjadi halangan atau rintangan

Para dai-daiyah yang berdakwah harus memiliki karakteristik yang menarik dan uniq serta memiliki isi (volume) ceramah yang bernilai (value) dan bermanfaat. Dalam menyampaikan ceramah mesti ada dasar agar tidak hanya omongan belaka. Menurut samsul munir amin dalam bukunya ilmu dakwah adapun untuk menghadapi era dakwah di masa depan ada 3 hal yang harus dilakukan oleh para penganjur dakwah dalam menerapkan strategi bagaimana melakukan aktivitas dakwah kepada masyarakat diantaranya:

  1. Pembinaan kader harus dilakukan dengan baik, harus ditanamkan keimanan yang mendalam, pemahaman yang juga baik dan cermat tentang keislaman, lingkungan,konsep-konsep apa saja yang perlu diketahui dan sebagainya.
  2. Pemerataan dakwah kepada masyarakat dan penumbuhan basis-basis sosial. Basis sosial akan menopang para dai dengan simpati,dukungan dan pengorbanannya.
  3. Berjalannya proses pencetakan dan penyebaran opini umum, yang disebut siyarah ila al-amal al-islami. Suatu pembentukan opini umum yang islami diarahkan tepat kepada penerimaan dengan sadar akan institusi umat sebab umat inibaru menjadi wacana kata belum menjadi sense bagi masyarakat. Umat harus diarahkan pada bagaimana mengenal dakwah dan dakwah memahami umat, kemauan untuk saling memahami (tafahum al-ummat al-islamiyyah).

Disamping itu, para pejuang islam telah mengembangkan dakwah islam kepada msyarakat dengan bijaksana dan dengan ketekunan yang tinggi. Buckle dalam miscellaneous and posthumous menilaibahwa ‘the mohammedan missionaries are very judiciouc’( para muballigh islam itu sangat biajaksana).[2]

Berdakwah adalah tugas yang mulia dan harus diemban oleh setiap orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim.

Sebagaimana firman Allah SWT  dalam surat QS. Fushshilat (41);33):

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Artinya: ‘Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’

Dalam berkomunikasi ada yang disebut dengan which a channel (saluran komunikasi).  Saluran komunikasi adalah media atau alat dalam menyampaikan pesan. Begitu juga layaknya berdakwah mesti ada alat atau media yang kita pakai dalam berdakwah. Di era zaman yang serba canggih ini semuanya dipermudah dan memanjakan pengguna atau masyarakat dalam sistem sosial. Tentu ini suatu kemajuan dalam aktualisasi dan penerapan dakwah diera digital. Kewajiban setiap muslim untuk berdakwah atau menyampaikan pesan dakwah akan tidak terasa sulit dengan waktuyang efisien dan efektif.

Media sosial adalah salah satu jawaban yang pas sebagai media dalam berdakwah. Fenomenologi yang terjadi pada saat sekarang ini adalah masyarakat dibuat ketergantungan dengan media sosial dari bangun tidur sampai tidur lagi. Begitulah dahsyatnya pengaruh media sosial bagi masyarakat. Masyarakat seperti candu dan memang butuh dengan handphone gadget nya. Dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup sebagai contoh membeli token listrik, membayar listrik prabayar, tagihan rumah, tagihan pulsa, paket internet, membeli tiket (pesawat, kereta api dll), tagihan finance dan masih banyak yang laiinnya. Semua kebutuhan itu dapat dilakukan dengan menggunakan gadget atau ponsel pintar mereka. Begitulah dahsyatnya inovasi yang terjadi. Belum lagi dalam mendapatkan informasi dari berbagai kalangan misalnya teman sejawat, teman kerja, berita keluarga dan laiinya. Semuanya dapat diakses melalui ponsel pintar anda.  Sistem perkuliahan pun yang biasanya dulu dilakukan didalam kelas dan bertatap muka, sekarang perkuliahan dapat dilakukan melalui dunia cyber atau disebut juga cyberspace. Misalnya aplikasi google classroom, edmodo.

Menurut Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Safei segala bentuk teknologi hasil rekayasa manusia semcam teknologi persuratkabaran bersifat netral bekala kalau digunakan untuk menghancurkan umat manusia sendiri (self dentruction) ia menjadi sesuatu yang terkutuk sebaliknya jika dijadikan medium untuk saling mengingatkan dan menyeru manusia kepadakebaikan iabukan saja boleh melainkan harus. Alhasil upaya-upaya pemanfaatan teknologi pers  sebagai medium penyampaian pesan-pesan dakwah bukan saja sesuatu yang boleh melainkan harus.

Media dakwah pada zaman Rasulullah dan sahabat sangat terbatas, yakni berkisar pada dakwah qauliyah bi al-lisan dan dakwah fi’liyah bi al-uswah ditambah dengan media penggunaan surat (rasail) yang sangat terbatas. Satu abad kemudian dakwah menggunakan media yaitu qashas(tukang cerita) dan muallafat(karangan tertulis) diperkenalkan. Media yang disebut terakhir ini berkembang cukup pesat dan dapatbertahan sampai saat ini. Pada abad ke-14 Hijriah, kita menyaksikan perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Disamping adanya pengaruh-pengaruh yang negatif terhadap dakwah, tidak dapat dipungkiri  dan dikesampingkan adanya pengaruh positif yang dapat mendorong lajunya dakwah. Dalam rangka inilah dakwah menggunakan media-media baru seperti surat kabar, majalah, cerpen, cergam, piringan hitam, kaset, film, radio, televisi, stiker, lukisan, iklan, pementasan drama diarena pertunjukan, puisi, nyanyian, musik, dan media seni lainnya dapat mendorong dan membantu para pelaku dakwah (dai-daiyah) dalam menjalankan tugasnya.[3]

Ada beberapa contoh-contoh aktualisasi dakwah di era cyber diantaranya:

  1. Berdakwah lewat whatsaap

cara berdakwah lewat whatsaap yaitu dengan cara mengirimkan pesan singkat di dalam grup-grup yang ada di whatsaap, kemudian dalam beberapa detik akan sampai kepada teman-teman yang tergabung dalam grup tersebut. Dalam beberapa menit pesan singkat tadi akan menyebar seperti virus ke nomor-nomor atau grup-grup WA yang lain. Begitu cepat pesan dakwah dapat diakses oleh pembacanya.

Menurut darul fithrah berdakwah dengan cara menggunakan Whatsapp memiliki kelebihan, yaitu meskipun tulisan panjang tetapi langsung sampai ke tangan mereka. Sedikit berbeda dengan website dimana orang nya yang mencari konten, di sini konten yang justru kita antarkan ke tangan mereka, langsung ke handphone mereka. Selain itu, audio visual kajian juga bisa disematkan dalam pesan, sehingga video kajian yang ukurannya sudah diperkecil tentunya, bisa dilihat banyak orang. Untuk itu, mungkin perlu diperhatikan beberapa etika di dalam group Whatsapp.

  1. Berdakwah lewat youtobe

Media sosial yang bernama youtobe juga dapat dijadikan sebagai media dakwah diera cyber. penggunaan nya juga tidak sulit dan sangat mudah sekali seorang dai-daiyah dapat membuat akun email untuk aplikasi youtobe ini kemudian daftarkan. Setelah diverifikasi setiap dai-daiyah sudah memiliki akun youtobe dan dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah. Salah satu contoh akun youtobe yang berisi ceramah-ceramah islami ialah taffaquh video, macan Allah, anugerah islami, serambi aswaja dan masih banyak yang lainnya.

 ustd

Keterangan: ceramah ustadz Abdul somad di Universitas Riau kemudian di unggah di  youtobe oleh akun serambi aswaja.

  1. Berdakwah lewat facebook

Media sosial facebook  juga dapat dijadikan media dakwah, selain mudah dan fleksibel juga efisien waktu. Jadi setiap orang dapat menyampaikan pesan dakwahnya. Baik berupa tulisan, lagu-lagu islami, ataupun gambar-gambar berisi nasehat islami. Aktivitas dapat dilakukan setiap waktu dan tidak kenal tempat. Cakupan objek dakwah nya juga pasti lebih banyak.

Punya akun media sosial maka anda berpeluang berdakwah dalam dunia cyberspace.

 

[1] http://bl4cyberr.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-cyber.html

[2] Thomas arnold dalam buku ilmu dakwah penulis samsul munir, hlm.111

[3] Prof. KH. Ali yafie dalam buku samsul munir,opcit. Hal 113.

 

Penulis : Julis Suriani, M.I.kom/crewP