web analytics

Wariskan Legacy dalam Kesetaraan Komitmen dan Integritas

uin-suska.ac.id – Meski dijejali jadwal yang begitu padat, jika dijalani dengan Komitmen, Integritas dan keikhlasan, pasti hasilnya akan baik dan maksimal. Hal itulah yang diungkapkan Rektor UIN Suska Riau Prof Dr KH Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag  saat dihubungi  Suska News, ditengah padatnya jadwal yang ia jalani hari itu.

Bayangkan saja, disaat harus menjadi narasumber dalam rapat KPA Hotel Mercure Ancol , Jakarta. Hari yang sama Kamis, (9/8/2018) Ia harus segera mengikuti Entry meeting dengan tema “Komitmen Reformasi Birokrasi sebagai Wujud Integritas” yang digelar di Aula HM Rasjidi gedung kementrian Agama jalan MH. Thamrin, Jakarta.

Dengan penuh semangat, rektor mengungkapkan pada Suska News poin-poin penting yang menjadi arahan Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin di acara tersebut. Diungkapkan Rektor, pada Entry meeting dengan tema “Komitmen Reformasi Birokrasi sebagai Wujud Integritas” menyajikan kebaruan.

Dimana, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dalam arahannya menempatkan komitmen setara dengan nilai integritas. Artinya, pengejawantahan komitmen dalam reformasi birokrasi oleh ASN menjadi cermin dari perwujudan integritas pribadi. Ungkap rektor

Ada dua dimensi relasi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Pertama, relasi atasan-bawahan patron-client. dimensi ini dilakukan sebagaimana kelaziman birokrasi di mana atasan memberi perintah dan bawahan mematuhinya. “Tentunya relasi atasan-bawahan cenderung bersifat birokratis kaku” ujar rektor.

Namun tidak itu saja. Pada dimensi kedua yakni,  relasi belas kasih dan cinta kasih menjadi point penting sebagai penyeimbang.  Inilah yang akan menghasilkan keikhlasan, dedikasi tinggi, dan menjadi ruh gerakan reformasi birokrasi. karena menekankan sifat relasi yang melampaui “makna teks ketentuan”. Dimana hubungannya bersifat akrab, berani, intim, dan menghunjam di kedalaman hati. Dimensi ini lah yang mempunyai cakupan lebih dalam, sanggup menghasilkan keikhlasan, dedikasi tinggi, dan menjadi ruh gerakan reformasi birokrasi. Ungkap rektor

Hal yang perlu digaris bawahi seperti disampaikan rektor, Menteri Agama juga tak lupa memasukkan unsur Tuhan dan Negara dalam reformasi birokrasi. “Beliau ingin menegaskan bahwa melaksanakan reformasi birokrasi itu bukan semata-mata tindakan sebuah kerutinan yang kering, tapi tindakan penuh makna sebagai artikulasi dari perintah agama dan tugas Negara. Hal ini menjadi penting karena reformasi birokrasi adalah backbone dari keefektifan negara menjalankan roda organisasi demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan”  Ujar rektor meyakinkan.

Menurut Rektor, Dalam garis kontinum di atas, Menteri Agama hendak melakukan desekularisasi birokrasi. Artinya, reformasi birokrasi bukanlah semata-mata berimplikasi duniwiah saja, tapi juga berimplikasi ukhrawiah. Ada aspek kemanfaatan duniawi dan ukhrawi sekaligus. Ini menarik karena dengan melibatkan dimensi nilai-nilai ketuhanan dan Negara, reformasi birokrasi semestinya memperoleh kekuatan ganda dalam implementasinya. Ada pahala dunia, pahala akhirat, dan juga bernilai ibadah.

Terakhir seperti diungkapkan rektor, Menteri Agama meminta agar semua jajaran Kementerian Agama memberikan dedikasi terbaik kepada bangsa dan negara. Beliau berpesan “Mari kita wariskan legacy kepada Kementerian Agama sebagai perwujudan dedikasi kita kepada bangsa dan negara”, ungkap rektor meneruskan pesan  Menteri Agama.

Untuk itu Rektor Prof Dr KH Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag mengajak kepada semua civitas academika UIN Suska Riau. Dimana sebagai bagian integral dari keluarga besar kementrian agama  untuk memegang teguh lima budaya kerja Kementrian Agama RI. Yakni integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan. Perlu kekompakan kedamaian dalam bekerja menuju keselamatan dunia akhirat dengan saling kerjasama saling membantu saling menguatkan dan saling menyelamatkan ***

 

Penulis: Suardi

Suska News: (Donny,Azmi/Humas/PTIPD)