web analytics

Launching Website ISAIS UIN Suska Riau dan Orasi Ilmiah dengan Tema “Meredam Amarah Menebar Rahmah”

uin-suska.ac.id        Untuk mempermudah publikasi dan pengelolaan jurnal serta artikel maka ISAIS meluncurkan website resminya pada Rabu(27/03/2019) launching ini di buka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah, MA. Disamping launching website, ISAIS juga menggelar orasi ilmiah dengan tema “Meredam Amarah Menebar Amarah”.
Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau merupakan pusat lembaga kajian Islam Asia Tenggara yang bergerak dalam bidang kajian, penelitian, dan publikasi pemikiran, politik, sosial, dan sejarah Islam Asia Tenggara. Hingga saat ini, ISAIS merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang mengelola Jurnal ilmiah yang memfokuskan pada kajian Islam Asia Tenggara, dengan nama Jurnal “Nusantara” dan saat ini sedang mengembangkan kajian Asia Pacific on Society and Religion dengan nama Jurnal APJRS (Asia Pasific Journal on Religion and Society).
“Islam itu akar katanya salam yang artinya islam itu membawa rahmah dan kedamaian, kalau sekarang ada yang terpecah berarti ada yang salah kalau begitu,” ujar Guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, MA yang menjadi salah satu narasumber pada orasi ilmiah ini. “Tema ini memang harus terus menerus diingatkan karena banyak negara yang gagal karena perpecahan dan sekarang kita tidak mau terjadi perpecahan apalagi Islam itu sendiri asal katanya kedamaian tetapi realitasnya ada perpecahan, itu yang harus di pelajari dan di antisipasi,” tambah beliau

Narasumber yang kedua yaitu Yuniati Chuzaifah, Ketua Komnas Perempuan. Dalam orasinya ia mengatakan “Bentuk kekerasan cyber itu semakin komplek dan beragam, cyber juga dijadikan ruang untuk merekrut gerakan-gerakan extrimisme, melazimkan kekerasan dan pola-pola yang dihadapi perempuan seperti karakter killing melalui dunia cyber, ancaman kekerasan karena perbedaan politik.” Jelasnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjawab hal ini. Pertama, ialah membangun kritisisme pada semua pihak. Kedua, kita mencoba menjadi kompetitor di cyber dengan menebar teologi dan kultur rahmah di sosial media seperti membuat search engine yang mudah untuk di akses. “Sebagai sivitas akademika kita harus paham tentang HAM, memperbanyak medengarkan suara perempuan korban dan memperbanyak kurikulum yang mengajarkan tetang human rights,” tambahnya.
Dengan adanya launching website dan orasi ilmiah ini diharapkan para mahasiswa serta dosen dapat dengan mudah mengakses jurnal di website resmi ISAIS serta tidak mudah terpancing dengan isu-isu politik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan kita. Untuk mengenal lebih jauh tentang ISAIS UIN Suska Riau bisa mengunjungi website di ISAIS.uin-suska.ac.id.
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10