web analytics

ISAIS: Persatuan Dalam Harmoni Keberagaman

uin-suska.ac.id   Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau merupakan pusat lembaga kajian Islam Asia Tenggara yang memiliki visi Terbangunnya Tradisi Pemikiran Islam yang inklusif, moderat, serta plural dan berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan, modern, kemanusiaan dengan pengkajian Islam dan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut ISAIS UIN Suska Riau taja dua kegiatan sekaligus yakni pementasan teater Bangsawan Tengku Mahkota Seri Buantan dengan tema “Merayakan Keberagaman” di Anjungan Seni Idrus Tintin Purna MTQ Selasa malam (25/02/2020) dan Diskusi Publik Moderasi Beragama Dalam Perbincangan dengan tema “Upaya Titik Temu Agama-agama (Bersama Para Tokoh Lintas Agama di Riau)” di Gedung PKM UIN Suska Riau Rabu pagi (26/02/2020).

WhatsApp Image 2020-02-27 at 14.48.10 (1)

“Negara Indonesia terdiri dari beragam suku, ras dan agama yang berbeda, tapi jangan jadikan perbedaan itu suatu perpecahan yang menyebabkan kehancuran suatu bangsa termasuk Indonesia, ISAIS UIN Suska Riau ikut berperan aktif dalam rangka merayakan keberagaman tersebut, salah satu langkah nyata yang dilakukan yakni menyelenggarakan pementasan teater dan diskusi Publik” Ujar Alimuddin Hasan Direktur ISAIS UIN Suska Riau.

WhatsApp Image 2020-02-27 at 14.48.09 (1)

Turut hadir dalam pementasan teater tersebut Gubernur Riau yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal, Direktur ISAIS UIN Suska Riau,  Dr. Alimuddin Hassan, MA, Sastrawan dan sekaligus Budayawan Nasional, Radhar Panca Dahana dan Ketua Majelis Kerapatan Adat Riau, Al Azhar.

Kegiatan pementasan teater tersebut menggandeng sastrawan dan sekaligus budayawan nasional Radhar Panca Dahana, serta menghadirkan lima (5) orang perwakilan dari lima (5) agama yang berbeda untuk memimpin doa sebelum kegiatan pementasan teater dilaksanakan, kelima orang tersebut yakni Wayan Sutama dari agama Hindu, Suparmi dari agama Baha’i, Maci Tomas dari agama Budha, Simon Sitanggang dari Agama Kristen Protestan, dan Parluhutan Siregar dari agama Islam.

WhatsApp Image 2020-02-27 at 14.48.09

Kegiatan selanjutnya yang dilaksanakan ISAIS UIN Suska Riau adalah Diskusi Publik Moderasi Beragama Dalam Perbincangan dengan tema “Upaya Titik Temu Agama-agama (Bersama Para Tokoh Lintas Agama di Riau)” di Gedung PKM UIN Suska Riau Rabu pagi (26/02/2020) dan dihadiri lebih banyak peserta yang antusias dalam mengikuti diskusi lintas agama ini.

Tujuan dilaksanakan diskusi publik tersebut untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama yang menjadi hal yang sangat penting di Negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan agama. “Pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakan upaya bersama umat beragama maupun pemerintah/organisasi di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama”. Ungkap Alimuddin Hasan.

Kepala Kantor Kementerian Agama Pekanbaru menegaskan bahwa moderasi beragama adalah mengamalkan pemahaman beragama yang berimbang yang sesuai dengan ajaran agama. Tanpa melebih-lebihkan atau tanpa mengurangi. Artinya menggunakan pemahaman agama yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, yang dalam bahasa agama disebut rahmah, perdamaian atau salam, dan toleransi dengan tidak mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama. “Sebagai masyarakat yang majemuk, yang memeluk agama yang berbeda-beda, tentunya kita harus tetap selalu mengingatkan akan penting kerukunan ditengah masyarakat, khususnya kerukunan umat beragama,” Ungkap Edwar S. Umar

WhatsApp Image 2020-02-27 at 14.48.10

Walau berbeda-beda Indonesia berkomitmen menjaga kerukunan. Makanya masalah kerukunan termasuk masalah yang penting dan prioritas bagi pemerintah, sebagai bukti tingginya perhatian pemerintah terhadap kerukunan. “Salah satu caranya adalah dialog lintas agama yang sejalan dengan dua dari tiga matra Kementerian Agama yaitu moderasi beragama dan kebersamaan umat,” lanjutnya.

Kakankemenag juga mengingatkan tentang maju mundurnya peradaban bangsa tergantung dari kondisi aman dan damainya suatu bangsa. “Kondisi aman dan damai merupakan prasyarat terbangunnya bangsa yang sejahtera,” jelasnya.

Tokoh agama berperan penting dalam meredam suasana dan mencegah perpecahan antar umat beragama, sehingga tercipta kerukunan bersama dalam melaksanakan etika kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka sikap moderat dalam beragama mutlak diperlukan.

“Mengembangkan sikap keberagaman yang moderat itu adalah bagaimana memberikan ruang dialog untuk mencari titik kebersamaan,” pungkasnya.

 

Sumber : Humas UIN Suska Riau

Penulis : Mukhtar/Robil

Editor : Kasubag Humas