web analytics

TIGA ORANG NARASUMBER BERIKAN MATERI PBAK UIN SUSKA RIAU TA 2021/2022

uin-suska.ac.id sebagai dasar dan tahap pengenalan dunia perguruan tinggi kepada mahasiswa baru, UIN Suska Riau adakan Pengenalan Budaya Akademik dan kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022. Mengingat masih dalam suasana pandemi covid-19 maka kegiatan ini dilaksanakan secara online melalui zoom dan youtube channel UIN Suska Riau. Senen (06/09/2021) merupakan awal pelaksanaan kegiatan PBAK yang dibuka langsung oleh Rektor UIN Suska Riau Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag dan dipuasatkan di lantai V gedung Rektorat. Dan dalam dua hari kedepan akan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber dalam membekali mahasiswa baru UIN Suska Riau sebelum memulai perkuliahan pada program studi masing-masing.     

Narasumber pertama Dr. Azni, S.Ag, M.Ag. dengan tema materinya “Urgensi Moderasi Beragama Bagi Mahasiswa”. Bangsa Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar didunia terdapat beragam suku, agama dan budaya sehingga menjadikannya dirundung dengan berbagai masalah diantaranya Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme. Sehingga dalam mengatasi permasalahan tersebut pemerintah membuat program yang diberi nama Moderasi Beragama sebagai penyeimbang atas perbedaan pandangan dalam kehidupan beragama. Menurut Azni bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Sementara itu indikator moderasi beragama dalam konteks Indonesia adalah Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti kekerasan dan Akomodatif terhadap budaya lokal. Sebagai mahasiswa ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam penguatan moderasi beragama ini antara lain Pertama belajar Islam dengan benar, Kedua menjadi mahasiswa yang cerdas dan kritis (critical thinking), Ketiga Menjadi warga medsos yang sehat, Keempat melakukan counter narasi dan idiologi melawan intoleransi dan radikalisme, Kelima menjadi aktivis mahasiswa – desiminasi moderasi beragama, tegas  Azni.

Drs, Promadi, M.A., Ph.D sebagai narasumber kedua  yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Rektor III UIN Suska Riau memberikan materi dengan tema “Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa untuk Kemajuan NKRI”. Menurut Promadi Merajut merupakan dari sesuatu yang berbeda dan terpisah untuk menjadi suatu kesatuan untuk membawa kemajuan.  Indonesia yang terdiri dari 34 Provinsi dan ribuan pulau yang terbentang dari sabang hingga merauke yang mempunyai banyak perbedaan hingga disatukan dalam satu kesatuan dibawah kebhinekaan Tunggal Ika. Demikian juga ketiga mahasiswa baru UIN Suska Riau yang datang dari berbagai daerah,  suku, budaya, bahasa bahkan agama namun semua perbedaan itu akan menjadi satu dibawah naungan UIN Suska Riau. Jadi untuk merajut persatuan dan kesatuan itu harus budayakan 3S yakni senyum, salam dan sapa sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW untuk mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshor. Diakhir penyampaian materi Promadi berpesan kepada nahasiswa “Bersatulah, saling kenal dan bersaudaralah, Kalian punya 30 ribu saudara di UIN Suska Riau, yang merupakan satu kekuatan luar biasa, Sabang hingga Merauke, jangan saling tak kenal, atau tak mau kenal, Jangan saling membenci atau menghujat. Di tangan kalianlah persatuan Indonesia, Kalau kalian berpecah belah, maka Indonesia akan hancur, mudah diotak atik orang luar dan Bersamalah untuk tujuan bersama”.

Narasumber ketiga Dr. Hasbullah, M.Si menyampaikan materi dengan tema “Korupsi Merusak Tatanan Kehidupan Berbangsa dan Benegara”. Menurutnya bahwa berdasarkan UU 31/1999 Jo UU 20/2001 ada 7 bentuk korupsi menurut diantaranya merugikan keuangan Negara, suap menyuap, penyalahgunaan jabatan, pemerasan, kecurangan, benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa dan grafitasi. Sehingga akan mengakibatkan dampak yang luar biasa pada tatanan kehidupan perekonomian dan budaya suatu bangsa. Sebagai mahasiswa peran yang harus lakukan dalam memerangi korupsi ini antara lain Pertama mahasiswa harus menjadi sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki Kedua keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, lingkungan kampus, masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Sedangkan strategi untuk pemberantasan korupsi Hasbullah menawarkan dari bentuk yakni Strategi Preventif, Public Education dan Strategi Punishment.

Penulis : M. Huzaini

Foto : Sri Hastuti

Editor : Kasubag Humas