Post Views: 3,890
Hal ini ditunjukkan dengan terjalinnya kerjasama riset internasional dengan Fraunhofer Institute for Solar Energy Systems (ISE), sebuah lembaga riset terkemuka di dunia yang berbasis di Freiburg, Jerman.
Kerjasama ini diresmikan dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) pada 2 November 2023. LOI ini mencakup poin-poin utama seperti kolaborasi riset dan proyek, serta program post-doktoral.
Fraunhofer ISE adalah lembaga rujukan dunia dalam bidang energi surya. Lembaga ini telah menghasilkan dan mengembangkan berbagai teknologi dan metode yang kini digunakan oleh industri dan diterapkan pada berbagai proyek dan riset.
Dengan anggaran tahunan sekitar Rp2 triliun, Fraunhofer ISE memberikan kontribusi besar pada bidang energi surya secara global.
Di sisi lain, UIN Suska Riau adalah institusi pendidikan yang telah menerapkan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang energi terbarukan sejak 2010 di Prodi Teknik Elektro (TE).
Prodi TE menjadi Program S1 pertama di Indonesia yang berfokus pada energi berkelanjutan. Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, UIN Suska Riau telah berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan Indonesia, khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Sampai dengan 2022, lebih dari 52 persen PLTS atap yang dibangun di Indonesia melibatkan alumni UIN Suska Riau melalui berbagai peran penting,” ujar Kunaifi, dosen energi berkelanjutan dan Wakil Direktur Satya Institute for Sustainability UIN Suska Riau di Berlin (5/11), usai penandatangan LOI.
Selain itu, tambah Kunaifi, alumni UIN Suska terlibat dalam proyek-proyek strategis, misalnya PLTS Terapung di Denpasar yang ditampilkan oleh Presiden Jokowi kepada para pemimpin dunia dalam acara G20 di Bali.
Sebagai negara agraris yang sedang mengalami perkembangan pesat, Indonesia juga menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi listrik yang semakin meningkat. Namun, produksi pangan dan produksi listrik oleh PLTS sama-sama memerlukan lahan yang cukup luas.
Hal ini menyebabkan adanya persaingan penggunaan lahan antara pangan dan energi, yang menghambat pencapaian target kapasitas instalasi PLTS nasional.
“Daripada pangan dan listrik saling bersaing, mengapa tidak digabungkan secara harmonis, sehingga lahan yang sama dapat menghasilkan pangan dan listrik secara bersamaan,” sambung Kunaifi.
Pendekatan ini disebut Agriculture Photovoltaics (Agrivoltaic), yang baru berkembang di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Kunafi, Fraunhofer ISE adalah salah satu lembaga yang paling awal dan paling maju di dunia, dalam riset Agrivoltaic. Melalui kerjasama yang telah disepakati, UIN Suska Riau akan menjadi mitra penting Fraunhover ISE di Asia Tenggara.
Sementara Rektor UIN Suska Riau Prof Dr Khairunnas Rajab M.Ag dalam perjalanan dari Berlin menuju Paris (5/11), menyatakan bangga atas terwujudnya kerjasama kedua lembaga. “Saya telah melihat bagaimana sebuah rencana kerjasama internasional selama delapan tahun ke depan telah disusun secara rinci, sehingga apa yang akan dilakukan kedua lembaga delapan tahun dari sekarang, pada 2031, telah direncanakan sejak sekarang,” kata Khairunnas optimis.
Selanjutnya, Khairunnas menyampaikan bahwa SDM UIN Suska Riau harus menghayati filosofi pacu perahu. Semua anak pacu harus berdayung sekuatnya ke arah yang sama karena itu yang akan membawa kemenangan.
“Jika ada yang berdayung sekedarnya saja, atau berdayung ke arah berlawanan, itu dapat menghapus usaha-usaha keras yang telah dilakukan sehingga merugikan lembaga dan semua orang yang ada di dalamnya, sekaligus merugikan negara,” tutupnya.