uin-suska.ac.id – Dari 10 Universitas di Indonesia yang tergabung di Asia Pacific University Community Engagement Network (APUCEN) saat ini, UIN Suska Riau menjadi satu-satunya Perguruan tinggi dibawah Diktis yg terdaftar sebagai anggota.
Di hadapan peserta konferensi yang memadati venue The Twin Tower UIN Sunan Ampel, Presiden APUCEN Dato Oemar menjelaskan bahwa APUCEN adalah jaringan perguruan tinggi yang menjadikan program Kemitraan Masyarakat sebagai isu utamanya. Lembaga ini banyak menginformasikan tentang program-program pemberdayaan masyarakat dari yang termurah hingga program-program berbiaya besar. Salah satu peran APUCEN saat ini adalah untuk mendiseminasikan ke masyarakat tentang peran-peran perguruan tinggi di bidang pemberdayaan masyarakat. Selain itu, juga menyelenggarakan training-training dan pertemuan jaringan se Asia Pasifik. Di sinilah perguruan tinggi saling bertukar informasi dan juga saling memperkenalkan program-program kemitraannya.
Di dalam paparannya Dato Omar juga menginformasikan bahwa Universitas di Indonesia yang telah bergabung di APUCEN ini ada 10 Universitas, dan satu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. APUCEN bisa menjadi ajang untuk bisa lebih berkiprah di tingkat ASIA PASIFIK dalam bidang optimalisasi kiprah PT di dunia. Para dosen bisa menerjemahkan ilmunya dalam ranah masyarakat kecil.
Apa yang dikatakan Dato Omar berkenaan dengan peran dosen agar dapat lebih berkiprah ini juga telah ditegaskan oleh narasumber sebelumnya yakni Rajesh Tandon, Co-Chair UNESCO Wilayah Asia. Menurut Rajesh, bahwa pendidikan pada perguruan tinggi telah menjadikan ‘produk’nya lebih ‘arogant’. “Makin tinggi gelar, makin arogan dia,” ujarnya berkelakar. Keberadaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian menjadi penting posisinya, minimal untuk menurunkan tensi arogansinya.
“Saya suka dengan istilah tri dharma ini,” ujarnya dengan gaya khas Indianya. Konsep Tri Dharma mempunyai kesamaan dengan apa yang ada di perguruan tinggi dunia. Nah, pelibatan perguruan tinggi ke dalam program-program yang bersentuhan dengan masyarakat. Maka dari itu, Rajesh juga menjelaskan lebih luas tentang konsep ’engagement’ di hadapan peserta konferensi. Menurutnya, engagement mempunyai makna lebih luas dari pada community service. Karena ‘engagement’ mencakup pemberdayaan dan penyadaran.
Apa yang dikatakan Rajesh, mengingatkan pada definisi Pengabdian Kepada Masyarakat yang dipandang mempunyai makna yang lebih fleksibel dan nuansa nilai-nilai keagamaannya lebih kental. **
Editor: suardi
(Sumber web Diktis)