Pekanbaru – Sebagai upaya meningkatkan sistem pendidikan untuk mencapai pengakuan sebagai penyelenggara pendidikan bertaraf internasional, UIN Suska selama dua hari (16-17/12/2011) bertempat di auditorium gedung rektorat lantai 5 menyelenggarakan “workshop pengembangan kurikulum”
menghadirkan pembicara dari beberapa universitas di Australia diantaranya Prof. Tim Lindsey (The University of Melbourne), Mary Gallagher (Australian Catholic University), Dr. Simon Butt (The University of Sidney) dan Miss Jemme Parson (ALG).
Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB, diawali dengan sambutan pengantar oleh Bapak Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA (Purek 1) yang menegaskan bahwa UIN Suska secara simultan terus mengembangkan diri dengan membenahi di segala bidang terutama di bidang akademik, karena untuk menjadi universitas yang mendapat pengakuan internasional kurikulum yang adaptif dengan perkembangan menjadi faktor penentu keberhasilan.
Workshop pada hari pertama diisi dengan sharing pengalaman pengembangan kurikulum di beberapa universitas di Australia. Di Australia, kini tengah diupayakan penyatuan kurkulum di semua level pendidikan sesuai dengan visi pendidikan yang ingin dicapai oleh negara, sehingga setiap lembaga pendidikan harus mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan dan diperkaya dengan kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan visi lembaga masing-masing. Pembenahan kurikulum menjadi indikator utama dalam pembentukan karakter bangsa karena setiap satuan pendidikan memiliki karakteristik khusus yang satu sama lain pasti berbeda dan inilah yang menjadi acuan utama adanya pembenahan kurikulum di Australia.
Para pakar pendidikan dari Australia tersebut hadir di Indonesia dalam rangka roadshow ke semua Universitas Islam negeri atas koordinasi pembantu rektor bidang kerjasama Dr. Djamhari (Purek IV UIN Syahida Jakarta) untuk meningkatkan kerjasama kelembagaan terutama peningkatan kualitas akademik di semua UIN di Indonesia, supaya ke depan antar UIN memiliki kesamaan dalam pengelolaan kurikulum yang berbasis karakteristik di masing-masing UIN. Dalam workshop tersebut selain dihadiri oleh semua pimpinan fakultas juga dihadiri oleh 2 orang dosen utusan setiap jurusan/prodi.
Pada hari kedua, workshop diisi oleh Mary Galagher (Australian Catholic University), seorang ahli kurikulum yang sudah mendapatkan pengakuan internasional. Mary dalam materinya menjelaskan seluk beluk mengenai kurikulum dan silabi serta cara mengimplementasikan dalam satuan perkuliahan yang dinamis. Dia menegaskan bahwa kurikulum diibaratkan sebagai payung bagi prodi-prodi dan silabi, sementara silabi diibaratkan sebagai peta perajalanan pengajaran yang berisi tinjauan singkat suatu pembelajaran. Sekarang di universitas kelas dunia sudah tidak menggunakan kompetensi tapi standar dalam setiap kurikulumnya. Untuk itu, kata mary kurikulum dan silabi harus selaras sesuai dengan visi dan tujuan yang ingin dicapai oleh universitas.