Masih meneruskan perbincangan tentang harapan-harapan kepada sang mahaguru. Di bidang pembelajaran, secara formal tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang mahaguru adalah: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran serta menggunakan metode yang tepat sesuai keperluan, sambil tetap memperdalam dan meng-update materi pembelajarannya dengan referensi dan hasil-hasil penelitian terbaru. Merencanakan pembelajaran dimulai dengan penelaahan silabus yang diturunkan dari kurikulum, kemudian menuangkannya kedalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP), termasuk menyediakan handout materi yang dapat dijadikan dasar oleh mahasiswa untuk dikembangkan dan didalami selanjutnya. Pendalaman materi melalui diskusi, pemberian tugas, kuis, dan latihan-latihan lainnya.
Semua rangkaian kegiatan pembelajaran tersebut diselenggaraklan dalam acuan integrasi ilmu dan Islam. Dalam membuat perencanaan pembelajaran dalam kerangka integrasi tersebut, ada beberapa unsur yang harus ada: Pertama, materi atau isi pengetahuan (kognitif) yang dikembangkan atas asumsi dasar dan paradigm Islami bahwa sumber segala ilmu adalah Allah SWT dan alam ini sebagai objek ilmu pengetahuan merupakan makhluk yang diciptakan-Nya. Kedua membentuk sikap (afektif) dan karakter dengan menanamkan keimanan serta nilai-nilai mulia, baik melalui proses pembelajarannya , maupun melalui materi atau kuliah bidang keahlian masing-masing. Ketiga,menentukan dengan pasti keterampilan atau kemampuan apa yang diperoleh oleh mahasiswa setelah melalui proses pembelajaran tersebut.
Agar kegiatan pembelajaran seperti yang diharapkan di atas dapat terwujud, maka perlu disusun Satuan Acara Perkuliahannya dalam sebuah senarai yang mencakup: 1) deskripsi materi, 2) kompetensi atau keterampilan yang diinginkan, 3) nilai-nilai atau unsur agama yang terkait dengan materi bagi mata kuliah sains, dan unsus-unsur sains yang terkandung dalam mata kuliah keagamaan, 4) metode yang digunakan, 5) sumber belajar, 6) latihan, kuis, atau tugas lainnya,dan 7) penilaian. Selain itu, untuk membangkitkan potensi belajar mahasiswa seoptimal mungkin, maka pembelajaran berpusat kepada mahasiswa (student centered instruction) mestilah digalakkan.
Proses pembelajaran diakhiri dengan evaluasi. Dari proses pembelajaran yang dilaksanakan itu, seorang mahaguru akan memperoleh pengalaman-pengalaman yang berharga, baik yang merupakan keberhasilan, maupun yang merupakan kegagalan. Pengalaman-pengalaman ini akan menjadi inspirasi untuk melakukan inovasi-inovasi dan usul-usul perbaikan dalam proses pembelajaran.
Hal yang tak kalah penting adalah pembimbingan mahasiswa secara utuh melalui pergaulan dan contoh teladan dari sang mahaguru, termasuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam suasana yang Islami madani. Inilah tugas pokok semua mahaguru dalam bidang pembelajaran, idealnya. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk dapat menerapkannya.
Pekanbaru akhir April 2015.