uin-suska.ac.id – Setelah menempuh berbagai proses, hingga Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para guru besar dan doktor dilingkungan UIN Suska Riau, akhirnya penyelarasan Integrasi Keilmuan ala UIN Suska Riau diwujudkan dalam konsep “Spiral Andromeda”. Review paradigma Integrasi keilmuan ini, dilakukan di Hotel Ibis Kamis (3/12/2015). Menghadirkan, Guru Besar, mantan rektor UIN Syahid Jakarta, Prof Dr H Azyumardi Azra MA dan mantan rektor UIN Malang, Prof Dr Imam Suprayogo. Keduanya merupakan tokoh yang membidani transformasi IAIN ke UIN di institusi masing-masing.
Seperti diungkapkan WR Bidang Akademik UIN Suska Riau, Dr Hj Helmiati, M Ag, faktor-faktor seperti ontologis, efistemologis dan Aksiologis selama ini telah membuka jurang dikotomis antara ilmu umum dan ilmu agama. Transformasi IAIN ke UIN merupakan salah satu bentuk menyatukan jurang dikotomis tersebut.
Maka diusianya yang kini 10 tahun setelah terkonversi dari IAIN Susqa menjadi UIN Suska Riau, kita berupaya mempertegaskan kembali cita-cita ideology tersebut, Ungkap Helmiati. Hal ini sesuai dengan visi UIN Suska Riau dalam melahirkan sarjana yang menguasai bidang keilmuannya disuatu sisi dan menguasai agama disisi lainnya.
Melalui team work yang telah dibentuk beberapa waktu yang lalu, integrasi keilmuan yang dinamakan spiral Andromeda ini akan disinergikan dengan kurikulum KKNI yang akan diterapkan. Untuk dipertegas pada masing-masing prodi untuk diterapkan. Oleh team work yang dibentuk, tahapan itu kini sudah masuk dalam bentuk konsep. Untuk mematangkan konsep tersebut salah satunya dilakukan review, termasuk oleh Prof Dr H Zyumardi Azra, MA dan Prof Dr Imam Suprayogo. Nantinya, konsep ini akan dibawa ke rapat senat universitas.
Sementara itu rektor UIN Suska Riau, Prof Dr H Munzir Hitami, MA dalam sambutannya mengungkapkan, seiring perkembangan UIN Suska Riau dengan SDM yang sudah mulai beragam, mencoba untuk menghangatkan kembali, memperdalam dan memperkuat lagi konsep integrasi dasar yang sudah ditetapkan diawal. “Harapan kita ke depan, para akademisi UIN Suska Riau memiliki persepsi yang sama, dalam gerak dan langkah yang sama. Untuk itu kita berharap seluruh civitas akademika bisa serius dalam usaha mempraktekkan integrasi ini dalam kiurikulum nantinya.
Dalam penyampian Reviewnya, Prof Dr H Azyumardi Azra sempat menceritakan kembali bagaimana beratnya perjuangan transformasi IAIN ke UIN. “Ada tiga orang yang dikenal gila dalam proses ini. Yakni, saya, Prof Dr H Amir Luthfi mantan Rektor UIN sendiri dan pak Imam Suprayogo mantan Rektor UIN Malang” ujar Azyumardi yang disambut tawa peserta.
Secara “jelimet”, guru besar yang akrap dipanggil Prof Edy ini memberikan masukan baik teknis maupun konseptual. Mulai dari pemakaian footnote hingga penambahan unsur-unsur lain terkait uraiannya. “hal ini penting, karena kelak tentunya ini akan menjadi dokumen resmi” uajr Azyumardi.
Sementara itu Prof Dr Imam Suprayogo menilai, dari segi konseptual, konsep yang dirumuskan UIN Suska Riau sudah bagus. Namun jika ditambahi berbagai kekurangan-kekurangan akan menjadi lebih bagus, ungkapnya yang disambut tawa peserta.
Menurut Imam Suprayogo, ada beberapa uraian yang masih menggantung, dan perlu diuraikan lagi sampai ujung. Imam juga membeberkan konsep “ulul albab” yang diusung UIN Malang. Serta berbagai sumber-sumber dari Alqur’an terkait integrasi yang dijadikan sebagai acuan.
Penulis: Suardi
(Tim liputan Suska News: Donny, Azmi, PTIPD)