Setelah beberapa hari sebelumnya merilis ranking repository, kali ini webometric kembali merilis ranking web perguruan tinggi diseluruh dunia edisi ulan Juli 2016. Webometric adalah salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh universitas atau perguruan tinggi terbaik di dunia (World Class University) melalui Website universitas tersebut. Sebagai alat ukur (Webomatric) sudah mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia. Peringkat Webometric pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 oleh Laboratorium Cybermetric milik The Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC). CSIC merupakan lembaga penelitian terbesar di Spanyol. Secara periodik peringkat Webometric akan diterbitkan setiap 6 bulan sekali pada bulan Januari dan Juli. Webometric melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 20 ribu Perguruan Tinggi di seluruh dunia. Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia yang masuk pemeringkatan edisi Juli 2016 berjumlah 361 PT.
Dari situs resminya (http://www.webometrics.info) dinyatakan bahwa webometric bertujuan untuk mempromosikan publikasi web perguruan tinggi (PT). Targetnya adalah mendukung inisiatif akses terbuka, akses elektronik ke publikasi ilmiah dan materi akademik lainnya. Indikator web secara umum juga menjadi faktor penilaian ranking, namun tidak didasarkan pada jumlah visitor ataupun desain web, lebih kepada kinerja global dan visibilitas PT.
Metodologi Webometric
Mulai Juli 2012, Kriteria penilaian yang digunakan oleh Webometrics berubah dari sebelumnya. Selama ini Webometrics menggunakan kriteria size, visibility, rich text, danscholary, namun kali ini Webometrics menggunakan presence (20%), impact (50%),openness (15%), dan excellence (15%) sebagai kriteria penilaian.
- Presence (20%) adalah Jumlah halaman web host dalam webdomain utama (termasuk semua subdomain dan direktori) dari universitas yang diindeks oleh mesin pencari Google. Penilaian ini menghitung setiap halaman web, termasuk semua format yang diakui secara individual oleh Google, termasuk halaman statis dan dinamis dan selain rich files.
- Impact (50%) adalah kualitas konten dievaluasi melalui “virtual referendum” dengan menghitung semua external inlinks yang diterima oleh webdomain Universitas dari pihak ketiga. Link tersebut mengakui prestise institusional, kinerja akademik, nilai informasi, dan kegunaan dari layanan seperti yang diperkenalkan dalam halaman web sesuai dengan kriteria jutaan web editor dari seluruh dunia. Data visibilitas link dikumpulkan dari dua provider informasi yaitu Majestic SEO dan ahrefs. Keduanya menggunakan crawler sendiri, menghasilkan database yang berbeda yang digunakan bersama-sama untuk saling melengkapi atau memperbaiki kesalahan. Indikatornya adalah produk dari jumlah backlink dan jumlah domain yang berasal dari backlink tersebut, sehingga tidak hanya penting popularitas link tetapi juga keragaman link.
- Openness (15%) merupakan jumlah file dokumen Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar).
- Excellence (15%) merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking
Ranking Webometric PTKIN
Rilis ranking periode Juli 2016 menampilkan hal yang menarik dimana terjadi fluktuasi ranking PT se Indonesia. Banyak PT yang mengalami kenaikan namun tidak sedikit yang turun bahkan terlempar cukup jauh. Info detail dapat dilihat pada link http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20. Di lingkungan PTKIN akan kita resume seperti yang terlihat pada tabel berikut :
No | PTKIN | Ranking Januari | Ranking Juli | Keterangan |
1 | UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta) | 49 | 36 | Naik 13 Peringkat |
2 | UIN Sunan Ampel (Surabaya) | 51 | 46 | Naik 5 Peringkat |
3 | UIN Maulana Malik Ibrahim (Malang) | 72 | 56 | Naik 16 Peringkat |
4 | UIN SUSKA Riau (Pekanbaru) | 78 | 71 | Naik 7 Peringkat |
5 | UIN Sunan Gunung Jati (Bandung) | 79 | 72 | Naik 7 Peringkat |
6 | UIN Walisongo (Semarang) | 22 | 73 | Turun 51 Peringkat |
7 | UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta) | 65 | 96 | Turun 31 Peringkat |
Fenomena Bad Practice
Dalam beberapa periode perangkingan terakhir, UIN SUSKA Riau cenderung mengalami peningkatan, walau tidak melonjak secara drastis. Ranking webometrics lebih baik dianggap bukan sebagai tujuan tetapi sebagai proses yang natural. Banyak cara dan trik curang (bad practice) untuk meningkatkan ranking secara cepat, namun cara ini dianggap melanggar tujuan webometrics. Selain berpotensi untuk mendapat sanksi penurunan ranking secara drastis juga melanggar nilai dan etika akademik. Sejak periode januari 2016, webometric telah merilis aturan dan algoritma baru sehubungan dengan bad practice.
Ranking 99999 diberikan kepada institusi yang ketahuan memperbanyak jumlah PDF di paramater Openness sehingga jumlahnya menjadi lebih dari sepertiga jumlah webpage (presence). Jumlah ini dinilai sebagai penyimpangan dan tidak natural. Beberapa praktek nakal yang ditemukan di lapangan adalah memecah sebuah ebook menjadi 1 halaman 1 pdf, menyimpan paper yang bukan milik institusinya (bajakan), atau menggunakan engine massive pdf creator.
Selain itu, beberapa praktik curang yang dipermasalahkan adalah adanya institusi yang membeli back link dengan mengandalkan uang yang banyak dari link farms untuk mengejar nilai IMPACT di webometric. Praktik ini dikatakan sebagai kriminal jika melibatkan uang publik. Ada juga yang membeli sistem back link yang mempromosikan piracy, illegal drugs, pornography, terrorism atau pederasty yang di beberapa negara praktik ini ditindak oleh aparat keamanan.
Selain alasan di atas, webometric juga mengungkap bahwa ada institusi yang memanfaatkan jejaring pendidikan di luar kampus (misal sekolah, pesantren, bimbel yang masih di bawah yayasan yang sama) untuk menggunakan domain kampus. Webometric menyarankan agar tindakan seperti agar segera dihentikan (meskipun belum ada statement akan diberlakukan penalti juga) karena membuat permainan jadi tidak fair. Kalau mau sekolah tersebut menggunakan domain sendiri saja dan biarkan berkembang dan berkompetisi secara sehat.
Dilain kesempatan kita akan coba membahas pengembangan strategi peningkatan ranking webometric yang tentu saja harus melibatkan seluruh stakeholder UIN SUSKA Riau. Salam Tekno
Catatan :
Beberapa teks dikutip dari sumber internet