Guru Besar Sejarah Peradaban Islam UIN Suska Riau
Dalam hidup ini, semangat adalah motornya. Tanpa semangat semuanya menjadi hampa belaka. Tanpa semangat tidak ada yang dapat dikerjakan. Hidup melamun dan berangan-angan, hasilnya hanya kehampaan. Sedih nian hidup seperti ini. Tetapi kalau ada semangat hidup, ruang angkasa pun dapat dijelajahi. Gunung Himalaya pun dapat diangkat.
Ternyata bulan Ramadan pun dapat menjadi obor pemberi semangat bagi hati insan yang masih hidup untuk berkarya yang terbaik. Kelak menjadi amal saleh untuk bekal hidup di belakang hari. Di antaranya adalah Musa bin Nusair, Gubernur Afrika Utara di masa khalifah Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715M) dari Daulah Umaiyah. Dia bersemangat ingin menyumbangkan karya terbaiknya bagi umat Islam pada bulan suci Ramadan dengan menaklukkan Spanyol. Penaklukan Spanyol terkenal di antara yang paling sukses dalam sejarah peradaban Islam.
Penaklukan Spanyol pertama terjadi Ramadan 91 H atas permintaan Ratu Yulian (seorang mantan gubernur Raja Roderik penguasa Spanyol) kepada Musa bin Nusair. Ratu Yulian bersedia membantu menyiapkan kapal. Penyebabnya karena terjadi konflik antara Ratu Yulian dengan Raja Roderik karena anak gadisnya diperlakukan tidak senonoh oleh Raja Roderik. Ratu Yulian pun bersemangat sekali menjatuhkan Raja Roderik.
Tawaran tersebut tidak serta merta diterima Musa bin Nusair. Sebab, dia khawatir Ratu Yulian menjebak kaum muslimin datang ke Spanyol kemudian dihancurkan Raja Roderik. Maka Musa bin Nusair mengirim pasukan penyelidik di bawah pimpinan Tarif bin Malik pada Ramadan 91 H bersama 500 orang kaum muslimin. Mereka berhasil menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa dengan menaiki empat buah kapal yang disediakan Ratu Yulian.
Ternyata tawaran Ratu Yulian bukan jebakan, namun telah terjadi konflik yang sudah memuncak antara Ratu Yulian dengan Raja Roderik. Dalam penaklukan pertama ini kaum muslimin sama sekali tidak mendapat perlawanan dari rakyat Spanyol. Malahan mereka dapat membawa pulang harta ghonmah ke Maroko dalam jumlah yang lumayan banyak.
Berita yang didapatkan Musa bin Nusair dari Tarif bin Malik bahwa kondisi sosial, politik, ekonomi dan keagamaan masyarakat Spanyol di bawah kekuasaan Raja Roderik sangat rapuh dan menyedihkan. Kondisi sosial, masyarakat melarat, tertindas, dan ketiadaan persamaan hak. Kondisi politik wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Kondisi ekonomi, upah minimum regional di bawah standar, rakyat dipaksa membayar pajak dalam jumlah besar, sementara penguasa hidup berfoya-foya di istana. Kondisi keagamaan, penguasa Ghathia tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa. Yaitu aliran Monofisit.
Laporan yang diberikan Tarif bin Malik membangkitkan semangat Musa menaklukkan dan membebaskan rakyat Spanyol dari penderitaan mereka yang tertindas selama ini. Yakni dengan mengirim kembali pasukan kaum muslimin pada Ramadan 92 H di bawah komando Tarik bin Ziyad bersama 7.000 orang. Mendengarkan hal itu, Raja Roderik mempersiapkan 100.000 orang terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang yang selama ini ditindas oleh Raja Roderik.
Mendengar pasukan Raja Roderik mencapai ratusaan ribu orang maka Tarik bin Ziyad meminta bantuan pasukan tambahan. Musa bin Nusair mengirimkan lagi 5.000 orang sehingga pasukan Islam berjumlah 12.000 orang.
Sebelum memulai pertempuran Tarik bin Ziyad berpidato di hadapan para sahabatnya dan memberi semangat kepada mereka agar berjihad di jalan Allah. “Wahai manusia hendak ke mana kamu melarikan diri? Laut kini berada di belakang kalian dan musuh berada di depan! Demi Allah tiada ada pilihan kalian kecuali jujur dan sabar! Ketahuilah musuh menyongsong kalian dengan pasukan tentara dan dengan kekuatan melimpah sedangkan kalian hanya mempunyai pedang yang tidak memiliki kekuatan kecuali dapat merebut apa yang dimiliki musuh,” ujar Tarik bin Ziyad.
“Ketahuilah, al-Walid ibn Abdul Malik, Amiril Mukminin telah memilih kalian sebagai para pahlawan yang gagah berani. Semoga Allah lewat jasa kalian dapat meninggikan kalimat dan menyebarkan agama-Nya di pulau ini,” ujarnya lagi.
Dalam pertempuran di Wadi Bakkah, Raja Roderiq dapat diserang dan dipukul dengan pedang Thariq dan mati terbunuh dan pasukannya dikalahkan. Pasukan Islam memperoleh kemenangan yang sangat gemilang. Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 92 H.
Tidak tertahan lagi hati Musa bin Nusair mendengarkan berita kemenangan ini maka dia berangkat dengan pasukan besar menyeberangi selat pada tahun 93 H dan satu per satu kota yang dilalui mereka dapat taklukkan. Dia dan pasukannya bergabung dengan pasukan Tarik di Toledo. Selanjutnya kedua pasukan itu berhasil menguasai kota-kota penting di Spanyol.
Ternyata semangat Ramadan umat Islam dulu tidak sedikitpun mundur dalam berkarya. Terbukti mereka berhasil mengukir sejarah gemilang dan sukses dalam penaklukan Spanyol. Cukuplah mereka menjadi contoh bagi kita untuk tetap semangat bekerja di bulan Ramadan!
Diposkan oleh Tim Liputan Suska News
Dikutip dari Riau Pos Edisi Sabtu, 3 Juni 2017