uin-suska.ac.id Pertambangan bawah tanah adalah operasi penambangan pada area kerja berisiko tinggi bagi pekerja manusia. Resiko letupan gas dan kebakaran, ledakan, ketidakstabilan struktur tanah, keruntuhan akibat gempa, bahan kimia dan material alami berbahaya adalah contoh-contoh yang dapat mengakibatkan dampak fatal bagi pekerja dan perusahaan tambang. Upaya untuk mengurangi angka resiko kecelakaan kerja di area tambang dapat dilakukan dengan memanfaatkan Mining Monitoring Robot (MoniBot).
MoniBot merupakan sebuah ide yang diwujudkan menjadi bentuk nyata oleh tim Robotic dan programming Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang ditampilkan pada stand Ekspo Karya Inovasi di ajang Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) PTKI II di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 14 s.d. 16 Juni 2023.
“MoniBot dilengkapi sensor pendeteksi gas berbahaya dan menggunakaan modul LoRa sehingga robot dapat berkomunikasi dari jarak yang jauh dan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja. MoniBot ini dirancang sebagai salah satu alat bantu bergerak terkendali yang dirancang dan dibangun untuk membantu melakukan pendeteksian, pengukuran dan pemantauan terhadap kandungan gas berbahaya dalam udara pada lingkungan pertambangan bawah tanah. Gas berbahaya seperti gas methana(CH4), karbonmonoksida(C0), karbondioksida(CO2), nitrogenoksida(NO2) dan hidrogensulfida(H2S) patut untuk diwaspadai karena mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja tambang.” Terang Ahmad Zulfadli, salah satu dari tiga mahasiswa pengembang sistem ini.
Ia juga menjelaskan beberapa manfaat dari MoniBot yaitu 1 . MoniBot dapat diaplikasikan secara praktis untuk pemantauan dan pengukuran area tambang secara jarak jauh(remote), dan berimbas pada pengurangan resiko kecelakaan kerja akibat keracunan. 2. Pada skala yang lebih besar, MoniBot dapat dikembangkan menjadi jejaring sistem keamanan/keselamatan kerja dan menjadi sistem peringatan dini atau sebagai early warning system 3. Fitur visual berupa video streaming dapat berperan membantu tim SAR dalam proses pencarian dan penyelamatan bilamana terjadi bencana pada suatu daerah tertentu.
Lebih lanjut Tim Robotic dan Programming Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau berharap agar MoniBot bisa dipatenkan dan menjadi produk teknologi kebanggaan karya anak bangsa Indonesia.