Post Views: 4,191
uin-suska.ac.id Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau kembali melaksanakan Sidang Senat Terbuka untuk Wisuda Periode XIII pada Kamis, 10 Oktober 2024, bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Acara ini menandai Wisuda ke-60 untuk Program Doktor, ke-91 untuk Program Magister, dan ke-111 untuk Program Sarjana serta Diploma. Jumlah keseluruhan wisudawan yang diwisuda mencapai 600 orang, terdiri dari 55 orang Program Magister, 534 orang Program Sarjana, dengan rincian Program Sarjana FTK 123 orang; Fasih 87 orang; Ushuluddin 39 orang, FDK 65 orang, FST 120 orang, Psikologi 15 orang, Fekonsos 46 orang, dan Fapertapet 39 orang, serta 11 Program Diploma
Prosesi Wisuda dibuka secara resmi oleh Ketua Senat UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. Syamruddin Nasution, M.A. Hadir bersama dengan para pimpinan Universitas, Direktur Pascasarjana, Dekan, Guru Besar, serta Anggota Senat, memberikan kesan khidmat dan semarak pada acara tersebut.
Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studi mereka. Beliau menekankan bahwa UIN Suska Riau berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki karakteristik khas yang mengintegrasikan Sains dan Islam.
“Melalui Visi dan Misi, yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidangnya, namun juga memiliki Kompetensi Keislaman yang kuat, memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik, serta memiliki akhlak mulia. Proses pendidikan di UIN Suska Riau tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter moral dan spiritual yang sejalan dengan nilai-nilai Islam”, jelas Prof. Helmiati.
Orasi Ilmiah dalam wisuda ini disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Yendraliza, S.Pt, M.P., seorang Guru Besar dari Fakultas Pertanian dan Peternakan. Beliau mengangkat tema “Reproduksi Meningkatkan Populasi Ternak Memaknai Hidup”. Dalam orasinya, Prof. Yendraliza menjelaskan tentang pentingnya keseimbangan dalam reproduksi ternak, dimana keberadaan jantan dan betina sebagai satu kesatuan yang saling mendukung menjadi kunci untuk menjaga populasi ternak.
Menurutnya, perkembangan populasi ternak yang sehat memerlukan teknologi dan inovasi, seperti penampungan sperma, untuk mengatasi kekurangan ternak jantan yang terjadi di lapangan. “Reproduksi dalam ternak memaknai kehidupan yang seimbang, antara jantan dan betina. Jika keduanya tidak ada, bagaimana bisa ada kelanjutan generasi berikutnya? Teknologi penampungan sperma ini sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu sebagai solusi untuk menjaga keseimbangan populasi ternak”, ungkap Prof. Yendraliza.
Lebih lanjut, beliau mengaitkan konsep keseimbangan dalam reproduksi ternak dengan kehidupan sosial dan organisasi manusia. “Ketika ada keseimbangan, maka ada harmoni yang membawa ketenangan dan kedamaian. Prinsip ini dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan organisasi, yang pada akhirnya akan menghasilkan masyarakat yang harmonis, damai, dan sejahtera”, tambahnya.
Dalam akhir orasinya, Prof. Yendraliza memberikan pesan kepada seluruh wisudawan agar mereka tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual dalam setiap langkah kehidupan. “Ilmu tanpa akhlak tidak akan membawa manfaat yang besar, dan kehidupan yang seimbang adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati. Jangan hanya mencari kesuksesan duniawi, tetapi juga keberkahan hidup yang sesungguhnya”.