web analytics

Bulan Sya’ban Bulan Diangkatnya Amal

Oleh : Dr. Hidayatullah Ismail, Lc.MA
(Dosen Pascasarjana UIN Suska Riau, Prodi Hukum Keluarga S3)

Bulan sya’ban adalah bulan kedelapan dalam hitungan kalender hijriyah. Dinamakan Sya’ban, diambil dari lafazh شَعْبٌ yang artinya kelompok atau golongan, karena orang-orang Arab dahulu pada bulan tersebut berpencar-pencar untuk mencari sumber air. dikatakan juga bulan Sya’ban karena bulan tersebut muncul di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Ada pula yang mengatakan: bahwa sya’ban bermakna banyak cabang kebaikan, karena dibulan ini banyak peluang ketaatan dan amal shaleh.

Dari penjelasan di atas dapat difahami bahwa bulan Sya’ban adalah bulan penuh kebaikan dan keistimewaan. Di antara keistimewaan bulan tersebut sebagai berikut:

Diangkatnya amal-amal kebaikan

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ..Di bulan itu diangkat amal-amal (manusia) kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila saat amalku diangkat aku sedang berpuasa .(HR. An-Nasai)

Para ulama menjelaskan bahwa pelaporan amal kepada Allah swt terjadi tiga kali: pertama: pelaporan harian. Hal ini terjadi 2 kali dalam sehari. Saat pagi setelah sholat subuh. Saat sore setelah sholat ashar hal ini berdasakan hadis riwayat imam Ahmad. Kedua: pelaporan amal pekanan, yaitu hari senen dan kamis. Hal ini berdasarkan hadis nabi riwayat imam At-Tirmizi. Ketiga: pelaporan tahunan itu terjadi pada bulan sya’ban, berdasarkan hadis imam An-Nasa’i.

Oleh karena itu mari perbanyak melakukan amal sholeh di bulan sya’ban ini seperti mana Rasulullah dan para sahabatnya menjalaninya.

Perbanyak puasa sunnah

Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suri tauladan bagi kita, beliau banyak puasa di bulan sya’ban. Hal ini berdasarkan hads ‘Aisyah Radhiyallahu anha berkata, “Bulan yang paling dicintai Rasulullah untuk berpuasa padanya adalah (bulan) Sya’ban kemudian beliau menyambungnya dengan Ramadhan”. (HR. Abu Daud)

Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan: Dan dikatakan seputar puasa Sya’ban bahwa puasanya sebagai latihan sebelum puasa Ramadhan agar ketika puasa Ramadhan tidak berat terasa dan tidak terbebani. Bahkan menjadi suatu kebiasaan dan telah terlatih berpuasa, telah mendapatkan kenikmatan dan kelezatan puasa Sya’ban sebelumnya, sehingga masuk di bulan Ramadhan dalam keadaan kuat dan semangat. (Lathaiful ma’arif.

Kejar keutamaan malam nishfu sya’ban

Malam ini malam ampunan, Dimana Allah akan mengampuni makhluknya kecuali dua golongan manusia yatiu pelaku kesyirikan dan yang saling bermusuhan. Hal ini berdasarkan hadis nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dalam riwayat Abu Musa disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat (kepada makhluk-Nya)di malam Nishfu Sya’ban, dan memberi ampunan bagi orang-orang yang beriman kecuali orang yang musyrik dan orang yang mendengki. (HR. Ibnu Majah)

Dan dalam riwayat dari Abu Musa disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat (kepada makhluk-Nya)di malam Nishfu Sya’ban, dan memberi ampunan bagi orang-orang yang beriman kecuali orang yang musyrik dan orang yang mendengki.” (HR. Ibnu Majah)

Perbanyak doa kepada Allah subhanahu wata’ala

Di antara bentuk keteladanan dari generasi awal dalam menghadapi bulan puasa, Mereka berdoa 6 bulan sebelum Ramadhan agar dipertemukan dengannya. Kemudian 6 enam bulan berikutnya mereka berdao agar amalan mereka selama bulan rumadhan diterima Allah swt. Dengan demikian, mereka lebih giat lagi untuk berdoa di bulan Sya’ban yang paling dekat dengan Ramadhan.

Doa yang diucapkan mereka agar disampaikan bulan Ramadhan:

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا

Artinya: “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaiful ma’arif)

Perkatan ulama tentang bulan sya’ban

Abu Bakr al-Balkhi mengatakan, “Bulan Rajab bulan menanam, bulan Sya’ban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan”.

Dan beliau juga berkata, “Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan (yang membawa hujan) dan bulan Ramadhan seperti hujan.” (Lathaiful ma’arif)

Habib bin Abi Tsabit rahimahullah, jika memasuki bulan Sya’ban, beliau berkata: “Ini adalah bulannya Qurraa (para pembaca Al-Qur’an).

“Dahulu, jika Amr bin Qais al-Malaa`i memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tempat jualannya dan menghabiskan waktunya untuk membaca Al-Quran.

Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata: Dahulu bulan Sya’ban itu disebut dengan bulannya Qurraa (para pembaca Al-Qur’an).”

Sekarang kita sudah berada di bulan sya’ban. semoga kita bisa memaksimalkan diri dengan mengerjakan amal shaleh dan ketaatan sesuai dengan tuntunan nabi Muhamad saw, serta menjauhkan perkara-perkara yang tidak dituntun agama Islam. Karena nabi dengan tegas mengatakan: “Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim) wabillahi taufiq