Terkait kondisi politik yang kian memanah, guru besar psikologi agama UIN Suska Riau Prof Dr Khairunnas Rajab mengingatkan umat jangan sampai terpecah belah oleh frame politik yang ada. Jika ada yang salah di antara umat, maka ingatkan dan maafkan sesama umat Islam. “Kita tidak boleh berhenti berbuat yang terbaik, sampai akhir hayat di kandung badan,...Read More
VISI MISI Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag., Rektor UIN Suska Riau Periode 2021-2025 Visi Terwujudnya universitas gemilang dan terbilang di tahun 2026. Upaya mewujudkan universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang gemilang dan terbilang di tahun 2026 dapat dibuktikan dengan adanya sinergitas dan kerjasama yang kuat di antara civitas akademika kampus Islami Madani. Semua sumber...Read More
CURRICULUM VITAE Prof. Dr. Khairunnas Rajab khairunnasrajab@gmail.com N a m a : Prof. Dr. Hairunas, M. Ag Alias : Khairunnas Rajab NIP/NIDN ...Read More
Oleh: Prof Dr KH Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.A.g (Rektor UIN Suska Riau) uin-suska.ac.id– Covid-19 atau Virus Corona Disease yang muncul pada awal Desember 2019 di Wuhan China kini menjadi hantu paling menakutkan di dunia. Virus ini hingga 14 Maret 2020, menurut real time Worldometers (Sabtu, 14 Maret 2020) tercatat telah menyebar ke-169 negara dan menginfeksi...Read More
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S. Ag., M.Ag merupakan guru besar Ekonomi Islam UIN Suska Riau. Beliau lahir di Malang Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1971. Ada banyak faktor mencapai keberhasilan. Mulai dari pengalaman, kerja keras, dan ketabahan ikut menentukan. Ada juga banyak kendala yang menghadang. Siapapun paham tak ada jalan mudah untuk mencapainya....Read More
Ketika beberapa hari lalu terjadi kemacetan yang agak lama di Jalan Raya Pekanbaru Bangkinang, banyak pengendara yang tidak sabar. Lalu menerobos ke depan menyumbat jalan dari arah berlawanan. Maka tak ayal lagi kemacetan pun makin menjadi-jadi. Pengendara lain yang sudah lama antre di depannya diabaikan saja. Dalam situasi seperti itu emosi orang sering tidak terkendali...Read More
Seorang penyair pernah menggubah syairnya: Laisa man maata fa -staraaha bi-mayyitin, innama l-mayyitu mayyitu l-ahyaa (Bukanlah mati itu orang mati lalu ia beristirihat (dengan kematiannya), tetapi mati yang sebenarnya adalah matinya orang-orang hidup). Bait syair itu mengisyaratkan adanya orang hidup, namun pada hakikatnya dia sudah mati, alias mayit-mayit berjalan. Siapakah mereka? Bila Anda pernah bertakziah...Read More